Kebahagiaan Orang Yang Berpuasa - Abah. LQ Hendrawan| Ayo kita cerita tentang agama sedikit ya! Walaupun cukup membosankan tapi intinya Agama apapun yang anda peluk, hal pertama Anda merasa bahagia atau tidak dengan menjalani Agama itu?
Termasuk ritualnya! Nilai-nilainya ajarannya! Coba tanyakan kepada diri Anda merasa bahagia atau tidak?
Kalau Anda merasa bahagia berarti itu sudah benar, tetapi harus jujur kepada diri sendiri bukan pura-pura bahagia ya! Bukan!
Padahal didalam diri dan hati Anda merasa tersiksa lahir dan batin! Coba dalam hal ini Anda harus lebih jujur terhadap diri sendiri.
Siapakah Anda? merasa bahagia menjalani ritual keagamaan, menjalani apa yang dipercaya di dalam ruang keagamaan atau ajaran dalam agama itu. Kalau merasa bahagia, agama apapun bagus!
Kalau saya sih setuju! Kenapa? Karena puncak perjalanan manusia adalah untuk mencapai kebahagiaan, tanpa kebahagiaan mau agama apapun rasanya versi saya, ya.. Rasanya salah! Kenapa? Karena sudah jelas agama itu untuk membimbing manusia mencapai kebahagiaan.
Kalau kebahagiaan itu tidak tercapai, boleh jadi bukan agamanya yang salah! Boleh jadi manusianya yang bersalah dalam menafsirkan Apa itu Agama atau menafsirkan ajaran-ajarannya, atau menafsirkan nilai-nilai yang terkandung didalamnya.
Ambil contoh misal kalau di dalam Agama Islam;
Karena ini terkait Ramadan, jadi kita bahas sedikit tentang dalam ajaran Islam, ada peraturan bahwa; Kalau ada orang mencuri potong tangan! Benarkah harus dipotong tangan? Bahwa mencuri harus dipotong tangan??..
Baca Juga: Memahami Keinginan Jiwani dna Ragawi - LQ Hendrawan
Jangan-jangan artinya Stop jangan lakukan, Jadi maksudnya potong tangan ini belum tentu merupakan artinya! Belum tentu merupakan betul-betul tangannya dipenggal, atau kalau kita berpikiran buruk, berpikiran jahat, kepalanya dipenggal.
Memang segalanya akan berasal dari pikiran kalau mau jujur ya! Mencuri itu juga karena pikiran, berbohong karena pikiran dan lain sebagainya.
Bisa jadi penafsirnya kan jadi berbeda, ini misal seperti itu. Apakah benar harus dipotong atau maksudnya adalah hentikan sesegera mungkin!.
Misalnya ada istilah potong Kompas, artinya motong Jalan. Banyak istilah itu karena dalam nilai-nilai atau ajaran kadang-kadang kita diajak untuk membaca! Apakah ini kalimat langsung yang memang sebuah hukum yang harus diterapkan? atau ini merupakan satu siloka satu perumpamaan.
Maka ayo kita lebih cerdas lagi!.
Sama dengan ketika menjalani shaum, shaum anda merasa bahagia tidak? Seharusnya tujuan sama untuk menuju kebahagiaan.
Kalau shaum tidak merasa bahagia, dan kita merasa tersiksa. Jangan-jangan shaumnya yang salah, Anda menjalani shaum secara salah. Karena seharusnya shaum itu membuat kita gembira.
Buktinya apa? Buktinya adalah begitu banyak ungkapan-ungkapan yang menggembirakan! Bilanglah pada ayat itu tertera "Berbahagianya Orang Yang Berpuasa"
ini kan sangat menggembirakan sekali. Karena ini yang namanya khasiat atau manfaat dari Shaum, maka keinginannya setahun itu dibikin saum terus bershaum. Jadi contohnya seperti itu.
Jjadi artinya dia pasti akan mengajak kepada sebuah kebahagiaan, kegembiraan. Harusnya gembira menyambut Ramadan ini. Kenapa? Karena disitulah kita mulai menguji diri kita.
Saya kira juga istilahnya bukan menguji, tapi Inilah saat kebersamaan untuk masing-masing membersihkan diri, mengevaluasi diri. Sudah Benarkah perjalanan hidup kita? Karena hidup adalah perjalanan.
Lalu Jika ada yang salah, saatnya lah kita kembali atau mudik, mudik itu bukan pindah dari satu tempat ke tempat lain, tidak! Mudik yang lebih esensial yang lebih filosofis adalah mudik ke dalam diri.
Mudik menemukan atau menemui jati diri kita sendiri, kembali kepada Jatidiri kita, kembali kepada diri kita yang Hakiki, yang sebenarnya.
Kalau Anda bangsa Indonesia, ayo kembalilah menjadi bangsa Indonesia yang seutuhnya, jangan nanggung
Itu sebabnya di akhir ini bukan peristiwa dulu, ini peristiwa dijaman sekarang masih berlaku. Selesai melakukan ibadah shaum, kita berbaju baru. Emang Apa urusannya antara lapar dan baju baru? Lalu istilah kemenangan apa yang menang?
Menang disini adalah; Ketika kita melewati hambatan-hambatan yang menghalangi proses perjalanan menuju diri kita pribadi.
Baca Juga: Pengertian dan Tingkatan Dosa - LQ Hendrawan
Bukankah yang paling penting menjadi diri sendiri, mudah-mudahan apa yang saya sampaikan walaupun sedikit dan singkat ini semoga ada gunanya, untuk direnungi kembali. Cobalah dipakai untuk merenung, coba dipakai untuk mengevaluasi diri pribadi! Benarkah kita sudah pulang, sudah mudik ke dalam diri kita, ke dalam sisi kehidupan kita.
Benarkah kita sudah shaum sampai sana, benarkah kita sudah mengevaluasitentang segala nafsu yang pernah kita perbuat, Jadi kalau dalam bahasa Jawa baratnya "meriksa diri"
Saatnya kita menarik saat diri kita sendiri, sehingga kita bisa menjadi manusia yang utuh. Kenapa? Karena tidak semata-mata Yang Mahakuasa menciptakan diri kita di berbagai daerah, menciptakan diri kita dalam berbagai bentuk, menciptakan diri kita dalam beragam perilaku.
Terakhir Jangan mudah menghakimi orang yang tidak melaksanakan shaum, apalagi dengan cara-cara yang kurang elegan, cara-cara yang tidak bagus, tidak etis untuk disampaikan.
Yang shaum silakan shaum, kita mengkaji ke dalam diri kita, nggak ada urusannya sama orang lain. Orang lain mau makan nasi satu gentong, satu wadah. Memakannya enak di depan orang yang shaum.
Lanjutkan dan yang shaum tidak usah merasa terganggu, begitulah pola penampakan kepada diri kita. Jangan-jangan itu pun sebuah uji coba untuk diri pribadi, mampukah kita melewati itu semua.
Sebagai manusia Indonesia yang memiliki ketangguhan jiwa, memiliki kehormatan jiwa, memiliki kedamaian jiwa.
Semoga dari shaum hari ini saudara-saudara muslim, ada juga saudara-saudara yang non muslim turut merasakan kebahagiaan itu, karena kebahagiaan itu tidak akan pernah ada apabila tidak dijalankan, tidak dibagikan dan tidak terbagikan.
Mari kita berbahagia di bulan yang oleh Mayoritas penduduk bangsa Indonesia ini sedang dijalani, yang terbaik tentu saja saling berbagi ketika berbuka puasa, berbuka shaum coba bagikan ke tetangga sebelah, punya makanan bagikan.
Jaman dulu jaman saya begitu dibagikan, mudah-mudahan orang yang kita beri juga mengisi kembali, bukan berharap mengisi, biasanya mengisi kembali dan mengembalikannya daripada pulang piring kosong biasanya diisi dengan makanan mereka dan kita muncul kepedulian terhadap orang-orang di sekitar kita.
Yang diberi harus mengucapkan terima kasih, dan yang memberi pun harus mengucapkan terima kasih, karena didalam diri setiap orang ada hak milik orang lain.
Baca Juga: Olah Pernafasan Untuk Meringankan Geajala COVID 19
Marilah kita berbuat kebaikan! Setidaknya sebulan ini aja berbuat kebaikan, soal diampuni atau tidak dosa itu bukan urusan kita, itu urusan yang maha kuasa. Tidak ada orang bisa menjamin bahwa dosa setelah melaksanakan shaum ini bersih total.
Tidak ada yang tahu dosa itu habis, dosa itu hilang, dosa itu bersih, hanya yang maha kuasa. Kita tidak punya hak menghakimi diri kita sendiri atas segala kesalahan dan dosa kita
Hidup di negeri ini harus kita ciptakan seindah mungkin, kita ciptakan surga yang nyata di Indonesia, Negeri kita yang tercinta..
Rahayu..
Rahayu..
Rahayu..
Salam - Perjalanan Doa
0 Response to "Kebahagiaan Orang Yang Berpuasa - Abah. LQ Hendrawan|"
Posting Komentar