Memahami Keinginan Jiwani dna Ragawi - LQ Hendrawan

Memahami Keinginan Jiwani dna Ragawi | Sampuransun - Semoga kita semua dalam keadaan sehat, selamat, bahagia. Saat ini saya ingin menawarkan pemikiran mengenai manusia dan kebahagiaan. Perlu kita pertanyakan, kenapa hidup kita begitu sulit sekali untuk mendapatkan kebahagiaan?

Banyak orang mencari kebahagiaan di luar dirinya padahal tidak! Kebahagiaan itu ada di dalam diri kita, yang ada di luar itu adalah apa yang merangsang pikiran kita.

MEMAHAMI KEINGINAN JIWANI DAN RAGAWI


Memahami Keinginan Jiwani dna Ragawi - LQ Hendrawan

Jadi ada dua perkara;

1. Keinginan yang berdasarkan pikiran 

Yang  biasanya muncul diakibatkan rangsangan dari luar diri

2. Adalah keinginan dari jiwa kita.

Karena manusia terdiri dari  jiwa dan raga, kita bahas dua itu saja. Terus, benarkah kita memahami keinginan jiwa kita, jiwa kita itu keinginannya sederhana, hanya menginginkan kebahagiaan yang diakibatkan oleh kedamaian.

Sedangkan pikiran kita itu dipicu terus dari seluruh penginderaan kita, apa yang terlihat, apa yang terdengar, apa yang terasa, apa yang teraba dan lain sebagainya.

Baca Juga: 4 - Tips Agar Suami Mau Meninggalkan Selingkuhannya

Nah inilah pada akhirnya, yang satu ingin ke kanan! yang satu ingin ke kiri! Kita kadang tidak paham keinginan jiwa kita, kita lebih memahami pikiran kita atau keinginan dari pikiran kita. Yang keinginan itu jumlahnya tak terhingga, setiap jam mungkin, bahkan setiap menit. Keinginan kita itu berubah-rubah itu keinginan pikirannya.

Sedangkan Jiwa tidak pernah berubah keinginannya, dia hanya ingin tentram dan damai atau dia ingin menginginkan kebahagiaan.

Celakanya kita sering terjebak dengan menganggap bahwa kebahagiaan akan terjadi apabila keinginan tadi terpenuhi, atau keinginan pikiran itu terpenuhi dulu baru setelah itu jiwa merasa bahagia. Benarkah begitu? Ada benarnya juga, tapi untuk hal-hal tertentu. 

Misalnya saat kita berbuat kebaikan, berbuat sesuatu yang menyenangkan orang lain sehingga timbul rasa bahagia pada diri kita. 

Lalu muncul pertanyaan, bahagia itu apa? Sederhananya, kalau dibikin tidak rumit, bahagia itu artinya tidak ada masalah! Merdeka! Bebas dari masalah! Itulah yang disebut dengan kebahagiaan.

Tapi Apakah benar manusia hidup tanpa masalah? Karena kebalikan yang manusia yang dilahirkan sudah pasti membawa masalah bukan? Masalah sekarang saja! Tapi, masalah yang kita bawa dari kehidupan kita dimasa lalu itu juga yang menyebabkan, kenapa manusia berbeda-beda, tidak ada satupun manusia yang sama.

Baik secara fisik maupun secara pemikiran, pun mentalitas itu diakibatkan karena kita pernah lahir dan pernah mati berulangkali.

Data-data itulah yang kita bahwa terus-menerus, jiwa itu abadi dan keabadian adalah jiwa. Sedangkan raga itu tidak abadi dan selalu berubah. Kita tidak tahu jiwa itu tumbuh dewasa atau tidak, tapi setidaknya kedewasaan jiwa kita harus bedakan.

Baca Juga: Pengertian dan Tingkatan Dosa - LQ Hendrawan

Jiwa yang tumbuh dewasa, dengan tubuh yang tumbuh dewasa. Pengertian tubuh yang tumbuh dewasa adalah atau raga, yang tumbuh dewasa adalah Ini pikiran. Sedangkan jiwa yang tumbuh dewasa adalah dia sudah mampu merasakan kebahagiaan hingga timbul rasa kebijaksanaan.

Sangat nyaman sekali pada saat seseorang lepas dari sebuah masalah, artinya disitulah titik mulai terasa kebahagiaan bisa dipanggil. 

Kebahagiaan itu bisa dengan cara-cara tertentu dan contohnya; Bahwa kebahagiaan itu bisa kita buat, sebelum kita tidur kita bayangkan apa yang kita inginkan sebebas-bebasnya, biarkan pikiran kita membentuk segala sesuatu yang indah. Maka jiwa akan merasa tenteram, jiwa akan merasa nyaman damai, itulah kebahagiaan.

Tapi dalam kehidupan nyata rupanya itu tidak terjadi, kenapa? Karena tubuh kita atau raga kita selalu menuntut! Selalu ada keinginannya, baik itu keinginan yang disengaja maupun tidak disengaja keinginan, yang diungkapan namanya dimunculkan begitu saja dengan keinginan. Yang seolah-olah muncul begitu saja padahal tidak, itu diakibatkan karena keinginan bawah sadar  muncul naik kepermukaan lalu membentuk sebuah gambaran tertentu.

Coba saja sebutkan ada enggak kehidupan kita yang kita jalani ini ini terjadi karena bukan keinginan? Semua diakibatkan keinginan! Jangankan keinginan yang datang dari luar, kadangkala keinginan yang dari dalam pikiran kita sendiri.

Mungkin kita tidak paham kenapa Itu terjadi, tapi sudah bisa dipastikan bahwa itu diakibatkan oleh rangsangan yang datang dari luar, terekam dalam kepala kita. Lalu mulai mencari sesuatu tentang keinginan itu bagaimana merealisasikannya.

Saat kita mengejar keinginan yang ada didalam pikiran kita, ternyata bertolak belakang dengan Apa keinginan yang ada didalam jiwa kita, atau keinginan jiwa kita. Maka disitulah ketidakbahagiaan itu muncul.

Kadang kita juga tidak bisa membedakan mana bahagia, mana ceria, mana gembira itu. Itu kita kadang tidak bisa membedakan, gembira belum tentu bahagia! Karena bahagia tidak selalu diungkapkan dengan tertawa, tidak! Kebahagiaan itu akan terasa begitu ringan, nyaman, ketika kita menjalani kehidupan ringan, nyaman, ketika kita merasakan diri kita sendiri kenyamanan inilah yang diinginkan oleh jiwa.

Pertanyaannya adalah mana yang lebih penting, keinginan pikiran? Atau keinginan jiwa?

Tentu kalau kita merujuk pada keinginan pikiran itu juga bagus, tidak berarti jelek. Karena pikiran tanpa keinginan sama saja dengan manusia yang semangat hidupnya sudah tidak ada.

Artinya dia sudah siap untuk menjeda memasuki gerbang kematian, artinya dia mati sebelum hidup. Itu berbeda dengan jiwa dari masa-kemasa, dari peradaban ke peradaban.

Keinginan jiwa yaitu kebahagiaan, ingin mendapatkan kebahagiaan tapi bayangkan pikiran dari masa kemasa, keinginan kita setahun yang lalu dengan keinginan kita pada saat ini itu sudah berbeda, bahkan keinginan kita pada satu jam yang lalu, dengan keinginan kita sekarang itu sudah berbeda.

Ada yang terus, berubah. Kalau dalam pikiran kita semua akibat dari interaksi luar diri kita, berinteraksi dengan semesta.

Salah? Tidak! Saya tidak mau membicarakan tentang salah dan benar, tapi ini persoalan pilihan, ingin merasa nyaman, tentram, damai dengan segala kebahagiaannya atau ingin ribet hidupnya?

Jangan dikira bahwa kekayaan atau harta bisa membuat kita menjadi bahagia, Tidak! Bukan itu, Jadi jangan beranggapan bahwa orang yang hartanya banyak pasti bahagia, idak sama sekali! Tidak! Dan  jangan juga berpikiran bahwa orang yang hartanya sedikit atau tanda petik miskin itu tidak mendapatkan kebahagiaan, salah!

Kadang terbalik dan pengalaman itu, pernah saya rasakan! Jadi ada kawan, sahabat saya datang bertemu, kalau dibilang kayak, ya sudah 10 kali atau mungkin 100 kali lebih kaya dari saya.

Tapi sangat kasihan sekali hidupnya penuh dengan beban, di rumah banyak mobil? Banyak, tapi dia tidak mendapatkan kebahagiaan.

Lalu dia bilang bahwa, boleh tidak tuker tempat.

Salam - Perjalanan Doa


Print Friendly and PDF

0 Response to "Memahami Keinginan Jiwani dna Ragawi - LQ Hendrawan"

Posting Komentar