https://perjalanandoa.blogspot.com - Perbedaan Sang Hyang dan Dewa. Sampurasun semoga kita semua dalam keadaan sehat selalu, dalam lindungan yang Maha Agung yang maha kuasa, Yang Maha Welas Asih. Pada bahasan kali ini saya ya ingin berbagi pengetahuan tentang perbedaan antara Hyang dengan Dewa.
Kenapa? Karena selama ini terjadi apa namanya terjadi kesalahan arti, tentang kedua hal ini pada masyarakat kita.
Kita mengenal sembah Hyang artinya yang disembah hanya satu yaitu Hyang
Baca Juga: Doa makbul hajat surah yaasin ayat 82
Pernah mendengar sembah Dewa? Tidak! Adanya memuja dan memuji Dewa, itu yang ada, tapi untuk menyembah itu hanya satu hanya kepada Hyang, Itu sebabnya kita mengenal istilah sembah Hyang.
Lalu apa bedanya Dewa dengan Hyang? Coba kita lihat banyak orang menganggap bahwa di wilayah Indonesia ini pada prinsipnya adalah Hindu, Hindu dari mana? Hindu itu yang datang dari India.
Lalu pertanyaannya, Apakah di India mengenal istilah Hyang? Jawabannya "tidak" mereka menyebutnya Dewa, tapi dewa bukan Hyang.
Kenapa Hyang? Yang jelas ada tapi tidak ada, tidak ada tapi ada. Begitu sulit sekali untuk diungkapkannya.
Bagaimana cara mengenali Hyang? Coba tarik nafas, siapa yang masuk? Kita menyebutnya nafas isinya oksigen, udara dan sebagainya. Tapi oksigen, angin, udara dan lain sebagainya, kalau tidak ada Hyang/Ruang mau tinggal di mana?
Anggap ini dalam bahasa bodohnya, yang setara dengan namanya ruang adalah Hyang
Mana yang dimaksud ruang ini? Adalah saat kita melihat ke angkasa, ada batasnya? Tidak, ada kapan kekosongan itu? atau Kahyangan itu? Ada. Bisa hancur ketiadaan itu? atau Suwung itu? Hyang Suwung atau ketiadaan atau kekosongan.
Apakah pernah ada yang membuat ketiadaan? Tidak ada. Jadi segala sesuatu berasal dari ketiadaan atau berasal dari Hyang.
Saya tidak bahas pemahaman dari agama lainnya, lalu setelah Hyang barulah muncul objek-objek lain yang kita sebut sebagai penghuni angkasa, lalu apa bedanya dengan Dewa? Dewa dikenal hanya oleh penduduk bumi, betul!
Dewa dikenali kadang ada sebagian saudara kita, bahkan bukan hanya di Indonesia, di dunia mencoba untuk menghadirkan bukan Hyang tapi dewa, hingga ada yang muncul dalam berbagai bentuk.
Ada yang disebut Batara Siwa atau Dewa Siwa, dewa Wisnu dan lain sebagainya. Banyak sekali yaitu Dewa bisa digambarkan, ia digambarkan banyak kita sering mengenal dan melihat gambar-gambarnya.
Nah sedangkan Hyang mustahil digambarkan, Kenapa? Karena dia adalah ketiadaan! Bagaimana segala sesuatu yang ada didalam kesemestaan ini bisa hadir, jika tidak ada Hyang.
Baca Juga: Doa Masuk Kamar Tidur
Apakah dia pernah mati? Tidak! Apakah dia pernah hidup? Tidak! Dia sudah ada entah sejak kapan? Masih ada hingga saat ini, dan akan selamanya ada. Kenapa? Karena dia adalah suwung, sang ketiadaan yang mewadahi.
Saya menyebutnya mewadahi segala keberadaan yang kita kenali saat ini. Baik di bumi maupun ketika kita melihat ke angkasa.
Begitu banyak bintang dan benda-benda langit lainnya, lalu dari situ muncul kehidupan. Kehidupan setiap planet, semua hidup. Hidup yang bagaimana yang dimaksud hidup yang sesuai dengan sistem yang muncul begitu saja, karena adanya Hyang ini.
Jika demikian Untuk apa kita mengatakan istilah Sembah Hyang, kita menyembah kepada ketiadaan, maksudnya ketiadaan. Apa? Karena kita tidak mungkin mampu menggambarkannya.
Ambil satu kanvas kosong atau satu kertas kosong, lalu gambarkan ini sesuatu yang ada di depan kita, bukan hanya di depan, diantara diri kita dan objek yang terlihat pada jarak anda. Coba gambarkan ini, kemanapun Anda pergi akan anda temukan itu, jangankan di bumi, di bulan juga sama. Jangankan di bulan jika pun anda mampu menjelajahi bintang-bintang di langit, Anda akan menemukan ini.
Jadi itu yang membedakan di India mereka mengungkapkan dengan istilah Dewa, kita juga mengenal Dewa. Bangsa kita mengenal Dewa, tapi Dewa yang dimaksud di sini adalah sebuah kekuatan yang ada dan menguasai di ruang kebumian ini.
Misal Dewa Wisnu menguasai air, dia penguasa air. Dewa Brahma dia menguasai api, kalau di Jawa Barat disebutnya Batara Wisnu. Batara Brahma, Batara Iswara dan sang Dewa Batara. Lalu baru ada Dewa Siwa.
Kelima dewa penguasa inti kehidupan ini adanya di mana? Masih terbungkus oleh berada di dalam ruang, itu yang membedakannya.
Lalu bagaimana dengan pemahaman bahwa untuk melakukan hubungan, atau melakukan keterhubungan dengan gampang, kalau kita masih susah juga dengan melihat, coba dengan hidung tarik nafas, apa yang masuk? Angin udara atau oksigen, ada air.
Itu semua ada di dalam Hyang tanpa Hyang mustahil objek-objek tersebut ada, ada satu hal ketika bangsa kita belajar menepuk, melakukan perilaku menekung, sering disebut kosongkan pikiran! Nanti dulu maksudnya bukan begitu, mana ada pikiran bisa dikosongkan, itu nanti lah nanti-nanti kita bahas.
Tapi maksudnya coba fokus kepada "Kekosongan" sekian mudah-mudahan apa yang saya sampaikan bisa menjadi sebuah bahan pemikiran, Kenapa kita menyebut "Sembah Hyang" tidak menyebut sembah Dewa atau sembah Batara?
Itu coba kita pikirkan lagi lebih dalam!..
Semoga kita semua mendapatkan pencerahan, kalau sudah ketemu itu tentu sudah tidak aneh lagi melihat segala kejadian di alam semesta ini.
Semoga semua dalam keadaan sehat, selamat dan bahagia selalu Rahayu, Rahayu, Rahayu.
Salam - Perjalanan Doa
0 Response to "Perbedaan Sang Hyang dan Dewa"
Posting Komentar