Perjalanandoa - Konsep istirahat kita masih berhenti di istirahat lahir, istirahat tubuh, tidak atau masih minim menyentuh istirahat batin, batin dalam hal ini adalah pikiran dan emosi. Kita menganggap, ketika tubuh kita sudah santai, diam, tidak melakukan apa-apa berarti sudah istirahat, sudah seharusnya kita segar kembali. Nyatanya banyak diantara kita sudah istirahat, sudah liburan, bahkan liburan yang jauh dan mahal, masih tetap saja tubuh cape, pikiran tegang, emosi kacau.
Ibarat sebuah mesin kendaraan, kita ini seperti mendiamkan mobil tapi tidak mematikan mesinnya. Mesinnya terus menyala, alhasil, mesin jadi panas, performa mesin jadi turun, dan tidak nyaman dipakai, padahal kita merasa sudah mengistirahatkannya, dengan cara tidak dipakai ke mana pun, hanya didiamkan.
Baca Juga: Sumbangan 2 Trilyun, Uangnya Ada Nggak Sih? (Cara Menghindari Prank Kehidupan)
Tubuh kita pun begitu, hanya saja, di masyarakat belum wajar kalau orang memasalahkan lelah pikiran dan lelah hati, padahal sebagai mana ada tubuh yang mudah sakit, terhadap pikiran juga sama, ada pikiran yang mudah stress ada hati yang mudah depresi. Resiko penyakit pikiran juga sama, penyakin tubuh bisa mengakibatkan meninggal, resiko penyakit pikiran juga juga bisa mengakibatkan meninggal bunuh diri atau gila, atau minimal hidup tidak bahagia.
Istirahat pikiran itu seperti mematikan mesin mobil, mesin akan sejuk dan dingin. Nah, memang tidak semua orang bisa mematikan mesin pikiran. Cara mematikan mesin pikiran adalah dengan menurunkan ketegangan di pikiran dan tubuh serta sadar penuh, tidak lalai dengan apa yang terjadi, memberi perhatian penuh pada apa yang terjadi temasuk terjadi di pikiran.
Pikiran tampak mau loncat, biarkan, perhatikan saja.
Pikiran terlihat tenang diam, biarkan amati saja.
Pikiran terlihat gembira, biarkan, saksikan saja dalam santai.
Pikiran liar tak terkendali, biarkan saja, amati saja dalam santai.
Baca Juga: Perubahan Spiritual Saat Anda Manua - Arif RH
Dengan mengambil jarak dari pikiran ini, pikiran akan perlahan tenang, asalkan lakukan ini dengan ikhlas, apa itu ikhlas? Lakukan bukan karena terpaksa (merasa tertekan), tidak juga berharap, termasuk berharap pikiran akan tenang. Ketika kita ikhlas, cirinya perasaan kita lega, gak ada rasa terpaksa gak ada rasa berharap.
Kalau sulit dilakukan, mungkin masih banyak mental blok soal mengistirahatkan pikiran, segeralah gabung ke kelas pemurnian jiwa. Gratis. Helah jadi promosi. Eh, kalau promosi gratis mah, malah tambah kerjaan sih
Credit: Kang Sarman
0 Response to "Konsep Istrirahat Yang Salah"
Posting Komentar