Halo sahabat pembaca Perjalanan Doa - Ceramah Zainudin MZ yang setia, kali ini kita akan memposting Ceramah Zainudin MZ dengan Judul Para Kekasih Allah, atau Orang yang dicintai oleh ALLAH SWT. Mari kita simak:
Setiap muslim di dalam kehidupan ini selalu ingin dicintai oleh Allah subhanahu wa ta'ala, dan Tidak seorangpun diantara kita yang hidup ingin dimurkai oleh Allah subhanahu wa ta'ala, jangankan lagi dimurkai Allah, dimarahi tetangga saja kita kadang-kadang tidak merasa tidak enak, padahal bagaimanapun kalau sekadar dimarahi tetangga, kita masih bisa menghindar pergi atau pindah ke tempat lain, tahun depan kita kembali lagi barangkali sudah bisa berdamai.
Tapi jikalau Allah yang murka kepada kita pada alam ini adalah miliknya belaka, rasanya kemana lagi langit tempat kita bernaung, dan kemana lagi bumi tempat kita berpijak, setiap orang ingin dicintai Allah, tapi tidak setiap orang mau melakukan perbuatan-perbuatan yang kalau dikerjakannya Allah akan cinta kepadanya, dan setiap orang tidak ingin dimurkai Allah, tapi orang kadang-kadang tanpa sadar melakukan perbuatan-perbuatan yang justru dimurkai oleh Allah subhanahu wa ta'ala.
Pada pertemuan kali ini ingin saya sampaikan kepada hadirin satu Hadis Qudsi dimana Allah subhanahu wa ta'ala berfirman melalui lisan nabi besar muhammad shallallahu alaihi wasallam:
"Uhibbu salasan wahubbi salasin assad" Aku cinta kata Allah, Kepada tiga macam golongan manusia, tapi aku lebih cinta lagi kepada yang tiga macam lagi"
Jadi ada yang sekedar dicintai Allah, ada yang lebih lagi dicintai oleh Allah subhanahu wa ta'ala, Siapa mereka? Mari kita ikuti satu per satu isi dari pada hadist qudsi ini:
Yang pertama : Uhibbu Akhlassakho "Aku cinta Allah kepada orang-orang yang pemurah, Aku cinta kepada orang-orang yang ringan tangan, mempunyai kepekaan sosial yang tinggi, gemar menolong orang yang memang memerlukan pertolongan, Aku cinta kepada orang-orang yang semacam itu"
Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah! Di zaman sekarang ini seiring dengan Semakin Kejam nya persaingan hidup, semakin tingginya tensi ekonomi, antara tenaga kerja yang masuk pasaran dengan lapangan kerja yang tersedia jauh dari memadai, gaya hidup orang konsumtif, semakin individual, timbul sifat hidup elu gua gua, kepekaan sosial mulai luntur dan lentur, tapi tidak terwujud di dalam kehidupan sehari-hari, padahal agama mengajarkan.
Allah cinta kepada orang-orang yang ringan tangan gemar melakukan pertolongan, peka melihat penderitaan dan kesulitan orang lain, adalah Allah melebihkan Rizki sebagian kita dari yang lain, dimaksudkan untuk saling tolong-menolong, bahu-membahu dan bantu membantu, sehingga dengan demikian, apa yang disabdakan Nabi dalam hadist "Ar Rahim Muna Yarhumurahman, irhamu ahlah ardi yarhamkum manfissama' dan artinya orang-orang yang punya sifat belas kasih akan dikasihi oleh Allah subhanahu wa ta'ala, sayangi yang di permukaan bumi, nanti yang di langit akan sayang kepadamu, akan turun rahmatnya kepada kita bersama, alangkah nikmatnya kehidupan ini jikalau yang berkuasa menyayangi yang lemah, lalu melindunginya. Apabila yang alim menyayangi yang awam dan membimbingnya, jikalau yang kaya menyayangi yang miskin lalu mengulurkan tangan memberikan bantuannya dalam kehidupan, tapi jikalau sebaliknya yang berkuasa malah menindak dan menekan yang lemah.
Yang alim banyak membodoh-bodohi yang memang sudah bodoh, sementara yang kaya menyantap yang miskin, akan terjadilah bala dan bencana dalam kehidupan.
Bukan lagi rahmat yang turun, melainkan azab akan menimpa kita secara keseluruhan, begitulah terdapat tirai halus yang memisahkan kita dari konsep ajaran agama kita yang luhur, agama mengajarkan YADIL ULYA KHORIUM MIN YADIS SUPLA "bahwa Tangan diatas lebih baik daripada tangan yang dibawah" orang yang memberi lebih baik daripada orang yang menerima, tapi yang kita praktekkan kita selalu berada pada posisi tangan di bawah.
Menjadi umat yang manja yang lemah, padahal bukan tidak punya potensi, tapi mungkin karena kita tidak pandai menginventarisir potensi, kadang-kadang ada panitia pembangunan masjid membangun mesjid meletakkan batu pertama sekaligus jadi batu terakhir, setelah itu LAYAMUTU WALA YAHYA "hidup tidak kelihatan geraknya, yang mati pun tidak ketahuan kuburannya"
Masjid impoten, Pesantren terbengkalai, majelis taklim terlunta-lunta, Rumah Sakit Islam tak kunjung selesai. Tidak adakah orang Islam yang kaya? BANYAK! Tidak ada orang Islam yang punya posisi? posisi kunci, posisi basah, posisi menentukan? BANYAK! harus jujur kita akui yang belum ada, orang islam yang mau bertindak dengan kepentingan atas nama dan demi agamanya.
Kita juga bukan tidak punya potensi, kita tidak pandai menginventarisir potensi untuk kepentingan dan kemaslahatan kita bersama.
Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah, dengan demikian kita bisa lihat dalam kehidupan sehari-hari di masjid misalnya, itu kalau hari Jumat kadang-kadang kita sengaja mau sholat jum'at tidak bawa uang, maka yang paling lancar di masjid, kotak! bapak boleh lihat kotak itu dari sudut ke sudut hampir tidak pernah macet, lancar betul Jalannya! sekali macet klonteng 500 PERAK.
Wajar kalau mesjid-mesjid kita lalu impoten, bagaimana akan mengadakan kegiatan Kalau tidak ada dana, oleh karena itu pada kesempatan ini saya ingin mengetuk berbahagialah kita, jikalau oleh Allah subhanahu wa ta'ala diberikan kepercayaan, berupa titipan WAMAL MALU WALBANUNA ILA WADOIQ "Harta dan anak-anak tidak lain Satu Titipan dari Allah subhanahu wa ta'ala" dan pada saat itu titipan itu akan diambil oleh yang punya"
Allah cinta kepada orang-orang yang pemurah, Allah akan memberikan balasan yang berlipat ganda, Kalau saudara bershodaqoh kepada anak yatim, bukan si yatim itu yang akan membalas, Kalau saudara membantu pembangunan masjid, bukan panitia masjid yang akan memberikan ganjaran, kalau saudara membangun pondok pesantren, bukan Kiyai yang punya pesantren yang akan memberikan balasannya. Tapi Allah Subhanahu Wa Ta'ala melalui jalan yang tidak kita sangka-sangka, melalui jalan dalam istilah Qur'an disebut MIN HAISU LAYAHTASYIB "melalui jalan yang tidak pernah kita hitung, kita sangka sama sekali, jalan Ghaib yang hanya Allah saja yang maha tahu.
Sebaliknya, LIHUBBI LILFAQIRI SAKHI ASAD "Aku cinta kepada orang-orang yang kaya pemurah, tapi aku lebih cinta lagi kepada orang-orang miskin yang pemurah"
Orang kaya pemurah, Allahcinta. Tapi orang miskin yang pemurah Allah lebih cinta! kenapa? kalau orang kaya shodaqoh Rp5.000 misalnya, orang miskinpun shodaqoh Rp5.000, sama JUMLAHNYA, sama IKHLASNYA, sama HALALNYA, tapi besarnya PAHALA lebih besar shodaqoh si miskin yang Rp5.000 itu, ketimbang si kaya yang juga Rp5.000.
Kenapa? Maka demikian, buat orang kaya uang Rp5.000 Apalah artinya, tapi buat si miskin untuk jumlah Rp5.000 itu, dia harus peras keringat, banting tulang, kepala jadi kaki, kakai jadi kepala, pergi pagi pulang sore, tapi kok dia berani shodaqoh Rp5.000 sama jumlahnya dengan sedekahnya orang kaya. Ini yang dinilai oleh Allah SWT
Saudara kaum muslimin rakhimakumullah! inilah yang dahulu dicontohkan oleh baginda Rasul, dan apa yang beliau sedekahkan kepada orang lain, biasanya adalah sesuatu yang lebih baik dari apa yang beliau pakai sendiri, yang diikuti oleh generasi pertama, kita ambil contoh ketika terjadi Perang Tabuk misalnya, datanglah Saidina Abu Bakar Siddiq membawa seluruh harta Bendanya disumbangkan di jalan Allah, melihat ini nabi bertanya HAL TAROKKA LIAHLI SAI'AN YA ABA BAKAR " Apakah wahai Abu Bakar begini banyak harta yang kau impaqan fisabilillah in? Apakah buat keluargamu sudah kau tinggalkan? Saidina Abu Bakar dengan tegas menjawab! TARROKTU LAHUMULLAHA WAROSULLAHU "Sudah ditinggalkan mereka Allah dan rasulnya"
Saya tinggalkan mereka keyakinan, aqidah, Iman. Bahwa jika kami menolong Allah, menolong agama, Allah akan menolong kami, bahwa kami tidak akan melarat karena memperjuangkan agama, bahwa kami tidak akan jatuh miskin jika harta ini kami belanjakan dijalan Allah.
Kami tinggalkan keyakinan ini kepada anak anak dan istri di rumah, sementara harta yang ada seluruhnya Dibawa, dimana keyakinan yang dimiliki oleh Saidina Abu Bakar Siddiq di jaman sekarang ini sudah merupakan barang langka. Kita belum yakin benar akan kebernaran janji Allah.
Sehingga dengan demikian timbul keragu-raguan, Apa iya kalo kalau saya belanjakan uang ini dijalan Allah akan ada balasannya, kalau uang ini saya gunakan untuk melaksanakan ibadah akan datang balasannya? Padahal dalam Hadits Qudsi Allah menjanjikan ANA INDA ZHONNI ABDIBII "Aku ini Allah Bagaimana menurut persangkaan hambaku tak kepadaku" kalau dia sangka baik Insya Allah baik datangnya, kalau dia sangka tidak baik, aku bagaimana menurut pandangan hambaku kepadaku.
Itulah sebabnya dalam segala hal kita harus KHUSNUDZOON berbaik sangka kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Saudara kaum muslimin rokhimakumullah. Inilah golongan pertama Kekasih Allah, orang-orang yang dicintai Allah, orang-orang yang pemurah yang sadar bahwa harta hanya sekadar titipan dari Allah subhanahu wa ta'ala, dan harta menurut nabi! Apabila sudah kita belanjakan di jalan Allah dia akan berkata
Yang pertama: KUNTU KHOLILATAN PAKATAR TANI "jumlahku sebenarnya sedikit, tapi lantaran engkau sedekahkan aku, egkau belanjakan aku dijalan Allah, maka jumlah ku jadi banyak.
Engkau shodaqoh 1000 dibalas 7000, dikali 10, dikali 100, ditambah WALLAHU YUDHOIFU LIMAYYASA " Allah melipatgandakan pahala kebazikan dari orang-orang yang dikehendakinya"
Yang kedua harta itu akan bicara lagi: KUNTU FANIYATAN FA'ABKOITANI "aku ini sebenarnya fana" tidak kekal, berubah, relatif dan temporer, sirna oleh pergeseran masa dan perputaran waktu, tapi lantaran kau sedekahkan aku, kau belanjakan aku dijalan Allah, maka nilaiku jadi kekal akan mendampingimu sampai di hadirat Allah Azza Wajalla diakherat nanti.
Jadi harta yang kita tumpuk-tumpuk, yang kita sangka akan mengekalkan kita tidak akan miskin tujuh keturunan, dengan segala macam cara kita tempuh. Dia bukan harta yang kekal! Yang Kekal yang kita belanjakan di jalan Allah subhanahu wa ta'ala, itu milik kita yang benar-benar akan kita nikmati.
Yang ketiga harta itu akan bertanya lagi: KUNTA HARISI FAL ANAN SHIRTU HARRUSAKA "dahulu Kamulah yang menjaga Saya, tapi sekarang setelah saya belanjakan aku di jalan Allah, bukan engkau lagi yang jaga aku, Katanya, siapa? Akulah yang akan menjagamu"
Di dunia orang yang rajin sedekah, sedekahnya itu menolak bala, terhindar dari segala bencana dan musibah, sementara di akhirat sedekahnya itu akan menjadi dinding, yang menjaga diri dari jilatan api neraka, demikian apa yang sudah kita infaq dan kita belanjakan, kita sedekahkan di jalan Allah itu akan menjadi penjaga kita sehingga Nabi menyatakan:
INNA SHODAQOTAL MAR'IL MUSLIM TAJIDU FIL'AMRI WATADFA'U MIDADASU'I "sesungguhnya sedekahnya seorang mukmin dapat menambah umur panjang dan menyelamatkan seseorang dari mati secara rohani"
Marilah kita melihat bahwa agama ini memerlukan kita, bahwa umat ini mengharapkan pengorbanan kita, dengan segala kemampuan yang ada pada diri kita, mari kita menyadari bahwa kita yang benar-benar milik kita, sesungguhnya yang sudah kita belanjakan di jalan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Kaum muslimin rahimakumullah inilah golongan golongan yang dicintai oleh Allah subhanahu wa ta'ala adalah
0 Response to "pemuda yg dicintai Allah adalah yang seperti apa? - KH Zainudin MZ"
Posting Komentar