Saudara hadirin rokhimakumullah, dibulan ini sebagian saudara-saudara kita kita mendapat panggilan ibadah haji, telah mulai mempersiapkan diri untuk mengerjakan ibadah yang sangat istimewa ini. Apa keistimewaan daripada Ibadah Haji?
Pertama: ada ibadah yang dititik beratkan kepada kekuatan badan, yang disebut ibadah badaniyah, misalnya: Puasa atau Sholat. Ada juga ibadah yang dititikberatkan kepada Hati, yang disebut ibadah Qolbiyah, misalnya: Dzikir. Ada juga ibadah yang dititik beratnya adalah Harta itu namanya ibadah Maliyah, ada Zakat, Sedekah dan Infak.
Adapun Haji adalah ibadah gabungan dari ketiga jenis ibadah tersebut, dari Ibadah Badaniyah, Qolbiyah dan Maliyah. Badan ikut melaksanakan, Hati juga ikut, Hartapun di keluarkan untuk membiayai Haji, jikalau tidak ada salah satu dari ketiganya maka jelas tiba bisa terlaksana jenis Ibadah Haji ini.
Contohnya: Badannya sehat, Hati ingin sekali untuk berangkat ke Mekkah Naik Haji, tapi uang tidak punya, terpaksa hanya bengong! Atau Harta ada, badan juga sehat, tapi hati tidak ada keinginan untuk Naik Haji, Tidak jadi juga. Barang kali kalau ke New York sampai, London, Parispun mondar mandir, tapi untuk pergi ke Mekkah tidak bisa, lantaran hati belum kepengen.
Jadi Ibadah Haji merupakan gabungan dari ibadah yang 3 yaitu: Badaniyah, Qolbiyah dan Malliyah.
Yang Kedua: Kalau ibadah-ibadah yang lain bisa dikerjakan diberbagai tempat, misalnya Romadhon kalau sudah tiba waktunya, mau dikerjakan di jakarta boleh, di Bandung boleh, di Bogor pun boleh. Zakat ketika sudah mencapai Khaul atau Nisabnya, mau dikeluarkan dirumah atau dikantor juga bisa, tapi tidak demikian dengan Haji, dia harus dilakukan ditempat tertentu dan dengan waktu tertentu juga.
Pernah dengar tidak ada orang naik haji di Cengkareng?! Haji harus tempatnya tertentu dan waktunya tertentu juga, ini adalah keistimewaan ibadah haji, oleh karena istimewanya ibadah haji ini maka dengan itu Allah SWT mendorong melalui lisan atau sabda Rasulallah SAW:
Al Hajjul Mabruur Laisalahu ala illah Zannah Artinya: Bahwa haji yang mabrur tidak ada balasan lain kecuali balasannya Surga.
Perjalanan Doa - Ceramah KH Zainudin MZ
Pada kesempatan ini saya ingin menitipkan pesan dan kesan, pada saudara-saudarra kita yang akan menunaikan ibadah haji, apa yang sebaiknya dipersiapkan untuk menunaikan ibadah haji ini diantaranya:
Pertama : dan ini yang terpenting, dengan meninggalkan tanah air kita menuju madinah, mekkah. perjalanan ini bukan pergi piknik, jalan ada niatan lain selain niat ibadah mencari ridho Allah SWT. Meskipun kita akan bertemu dengan tempat yang baru, pengalaman yang baru, teman yang baru, tapi niat pertama untuk ibadah karena Allah.
Kenapa niat ini sangatlah penting?! kadang-kadang maklum lah, ketika turun di jeddah masuk ke pasar, permadani yang dicari, apalah dibeli, padahal Haji belum juga mulai, batu cincin diributin. Nah kalau niat kuat didalam perjalanan pergi Haji nanti, jangankan ketemu dengan pengalaman yang enak, kejadian tidak enakpun akan terasa enak. soalnya kenapa? sebab kalau untuk mencari kenikmatan secara biologis dalam ibadah haji ini nyaris tidak ada.
Uang puluhan juga dia keluar, keluarga kita tinggalkan, anaknya yang masih kecil ditinggalkannya, demi untuk ibadah haji, melintasi samudra, menyeberangi nusantara, sampai dia di Mekkah dia berdesakan dengan jutaan manusia, tidur tidak teratur, manusianya kadang-kadang kasar, iklimnyapun tidak bersahabat, tapi saya (zainudin mz) orang kapok beribadah haji.
Misalkan seorang baru pulang haji, lalu ditanya: Pak. Haji bagaimana dimekkah keadaanya? Ah Gue Tobat pergi kesana!! belum pernah ada, kebanyakan disaat ditanya Pak Haji bagaimana kabarnya saat disana. MasyaAllah ustad disaat saya melaksanakan thawaf mengelilingi Ka'bah, dang mengucapkan selamat tinggal kepada Ka'bah dengan linangan air mata, disaat itu bathin saya menjerit ya Allah kapan saya bisa kembali kesini lagi?!
Pulang saja belum, sudah mikirin untuk kembali, lalu apa yang dirasakan? hanya kebahagiaan bathin, puas karena bisa menjawab panggilan Allah. Kalau batin bahagia, Hati bahagia penderitaan badan tidaklah terasa.
Inilah yang harus digaris bawahi, kalau batin bahagia penderitaan badan tidaklah terasa, coba kita ambil c ontoh: Ibu kita disaat melahirkan kita, pilihan cuma dua, kalau tidak hidup atau mati, ditengah kesakitan penderitaan dia lahirkan anaknya, dengan untaikan air mata, begitu anaknya lahir dengan selamat, ditengah kepedihan tiada tara, si ibu senyum! Alhamdulillah anak saya lahir dengan selamat! sakit pedih menderita, tapi kalah dengan kebahagiaan hati, melihat anaknya lahir dengan selamat.
Kan belum pernah ada siibu ketika anaknya baru lahir lalu ditunjuk, Gara-gara kamu sialan! Jaman kita masih muda dulu, punya pacar rumahnya jauuh, kalau mau apel lewat pohon bambu, hujan gerimis, jalan cukup seram dan licin, kira-kira kalau mau apel berangkat tidak?? pasti berangkat! WUAJIB! hilang itu rasa capeknya meski jauh, tidak seram malam-malam melewati pohon bambu, hujan gerimis menambah keindahan. Kenapa?? karena hati bahagia, kalau hati sudah bahagia penderitaan badan tidak terasa.
Inilah pentingnya niat, kalau niatnya lemah yang dekatpun terasa jauh, tetapi kalau niat kuat, yang jauhpun akan terasa dekat, disaat niat kita sudah kuat maka Allah akan memberikan jalan, YAKINLAH!!
Ketika saya melaksanan ibadah haji, saya bikin Haji Ifrad, ketika saya masuk mekkah jamaah sudah penuh sesak, tapi saya sudah berniat kuat bagaimanapun disaat thawaf saya harus mencium Hajar Aswad, padahal manusia jutaan, saya thawaf berdesak-desakan dengan manusia jutaan orang, tapi niat saya kuat, saya harus mencium Hajar Aswad, apa yang terjadi??!! sedang enak-enak saya thawaf diseruduk orang Afrika yang tinggi besar, apa yang terjadi?? ketika diseruduk saya mental, dan jatuhnya pas didepan Hajar Aswad, kalau orang jawa bilang ndilalah... ada aja jalannya.
Disaat seduduknya sih berasa sakit, tapi kok jatuhnya pas didepan Hajar Aswad, oh ini mungkin pertolongan Allah kepada orang yang mempunyai niat yang kuat! tidak cuma ibadah haji, ibadah apaun saja ini pondasi utama, NIAT!
Jikalau niat sudah rapuh, ibadah tidak akan mencapai ke tingkat ke sempurnaanya, apalagi untuk melaksanakan ibadah haji ini, jangan sampai ada niat ah nanti sampai dimekkah belanja jam tangan lebih murah! kalau enggak nanti kalau pulang dari haji mau pake peci putih, lalu dipanggil pak haji, setiap orang yang lewat salaman pake cium tangan.
Niat ibadah karena Allah jangan sampai niatan lain memalingkan kita dari niatan ibadah itu sendiri.
Yang Kedua: Apabila bapak, ibu dan saudara-saudara sudah sampai ke Tanah Haram nanti, puas-puaskan saudara melaksanakan ibadah, mumpung sudah ada disana, nah ibadah haji ini kalau sudah ada kemampuan, janganlah ditunda sebab Allah ngancam betul:
Apabila orang sudah meiliki kemampuan ibadah haji tidak dia laksanakan, dia boleh pilih mau mati secara nasrani atau yahudi.
Imam Syafi'i mengatakan: Boleh juga ditunda sampai tahun depan, tetapi dengan catatan:
1. Jangan putus niat, bahwa tahun depan akan menunaikan ibadah haji
2. Tidak boleh meninggal pada tahun ini, oleh kalau niat tidak putus untuk tahun depan beribadah haji, tapi tidak boleh meninggal pada tahun ini, ini yang berat harus membuat perjanjian dulu sama malaikat maut.
Mumpung ada ditanah haram, ditempat yang mustajabah puaskan diri untuk menunaikan ibadah. Kapan lagi mendapat keuntungan semacam ini: 1 Rokaat sholat di Masjidil Haram, sama dengan 100 Ribu rokaat sholat di masjid biasa, tahun depan belum tentu kita bisa kembali lagi, kalau kata rejeki ada, umur belum tentu ada, kalau kata umur ada tapi rejeki belum tentu ada, mumpung kita ada panggilan dari Allah sudah sampai di Tanah Haram, pusing-pusing sedikit, berangkatlah kita ke Mesjid.
0 Response to "Dalil dan Hukum serta Hikmah ibadah Haji - KH Zainudin MZ"
Posting Komentar