Harta, Tahta, Wanita dan Kuota dalam Politik

Perjalanan Doa - Ceramah Zainudin MZ - Alhamdulillah pada postingan kali ini kita bisa melanjutkan kutipan Ceramah Zainudin MZ dengan Judul: Harta, Tahta dan Wanita. Mari kita simak dengan membacanya secara seksama.

Ceramah Zainudin MZ - Harta, Tahta dan Wanita
salah satu kelebihan manusia Allah berikan kepada diri manusia dengan syahwat, atau biasa kita sebut hawa nafsu, inilah tenaga yang melahirkan dinamika dalam kehidupan manusia, yang menyebabkan terus-menerus terjadinya perkembangan dalam sejarah peradaban kehidupan manusia.

Hawa nafsu bisa melambungkan seseorang pada puncak kejayaan, dan hawa nafsu menenggelamkan seseorang pada jurang kehancuran yang paling dalam. pada Surat Al-Imran ayat 14, Allah SWT berfirman:

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ

Yang Artinya: Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).

Allah SWT menjelaskan bahwa mahluk manusia itu dihiasi dengan hawa nafsu, dengan kata lain hawa nafsu adalah perhiasan, manusia tanpa hawa nafsu sama saja dengan orang yang tidak berhias.

Monoton tidak mempunyai perkembangan dalam gerak kehidupan, tetapi kalau hawa nafsu adalah perhiasan, kalau kita bicara masalah perhiasan maka ada 2 hal yang menjadi catatan pokok:

  1. Kapan perhiasan boleh kita pakai?
  2. Dimana perhiasan itu harus kita pakai?
Kalau saudara berdandan rapi, pakai sepatu dengan kaos kaki, celana, jas, pakaian dan dasi segala macam, tapi itu saudara lakukan disaat akan pergi ke WC, maka saudara sudah memakai perhiasan tidak pada waktu yang tepat.

Begitu pula sebaliknya, kalau jam tangan saudara memakainya dikaki, kopiah saudara pasang dikaki, lalu sepatu ditempatin dijidat, maka saudara telah memakai suatu perhiasan tidak pada tempatnya yang tepat.

Demikian juga dengan sifat yang bernama nafsu ini, kapan dia boleh diperturutkan? Kapan dia boleh disalurkan? adalah tugas daripada Agama untuk mengatur yang namanya hawa nafsu. Sekarang kita coba lihat kehidupan Malaikat, dia mahluk yang diciptakan Allah tanpa hawa nafsu, maka kehidupan malaikat monoton, malaikat tidak mempunyai peradaban dan kebudayaan, malaikat yang secara naluri diciptakan Allah hanya untuk berbakti, tidak punya alternatif atau pilihan lain.

Saudara lihat ada malaikat dari sejak diciptakan untuk sujud, kerjanya sujuuuud saja, sampai sekarang, tidak pernah bangun-bangun, ada malaikat diciptakan hanya untuk membaca Tabsih saja, tidak mau mengerjakan yang lain, ada malaikat dari sejak diciptakan diperintahkan untuk mencabut nyawa, mencabut nyawa saja urusannya, yang lain dia tidak mau melakukannya.

Pekerjaannya monoton tetapi memang karena tidak adanya hawa nafsu, tentunya tidak ada kecenderungan malaikat untuk membangkak atau nyeleweng.

Belum pernah kita mendengar misalnya ada malaikat Zibril korupsi Ayat, ini kayaknya ayat bagus ini buat dipakai sendiri saja tidak usah disampaikan kepada Muhammad. kita tidak pernah dengar ada malaikat salah mencabut nyawa manusia yang belum waktunya meninggal? belum pernah! malaikat itu "IBADUN MUKROMUN LAYASUNALLAHA FIMA AMAROHUM WAYAFALUNA MA YU MARUN," Maka kehidupan malaikat adalah monoton, dinamika tidak ada, peradaban dan kebudayaan juga tidak ada.

Bila saja bumi dan segala isinya diserahkan kepada malaikat untuk mengisinya,  barangkali saudara tidak akan pernah kenal Jembatan Semanggi, Monas, gedung-gedung bertingkat, gedung-gedung pencakar langit, karena semua yang menggerakan itu adalah manusia mempunyai hawa nafsu.

Pada kalimat berikutnya Allah memberikan rincian, nafsu apa saja yang paling dominan didalam kehidupan manusia itu? 

1. Minnanisa


Yaitu hawa nafsu kepada perempuan, tentunya ini yang ditujukan untuk laki-laki, dimanapun namanya mahluk yang disebut laki-laki, kalau dia normal tidak impoten, pasti menyukai kepada perempuan. Itu wajar alias pantas bin normal, tetapi sebagaimana yang saya katakan diawal nafsu adalah perhiasan, perhiasan kapan memakainya? memakainya dimana? itulah tugas agama memberikan tuntutan dan aturan.

Nafsu kepada wanita dapat mengantarkan seseorang ke puncak kejayaan, tetapi juga nafsu kepada wanita bisa menenggelamkan seseorang ke jurang kehancuran, targantung kepada latar belakang apa yang mendorong timbulnya hawa nasfsu atau syahwat tadi, dengan kata lain motivasi syahwat tadi digerakan oleh iman dan ketaqwaan atau semata-mata memang syahwat yang merupakan kendaraan iblis.

Penyelewengan pertama didalam sejarah kehidupan manusia adalah penyelewengan yang dilakukan oleh Nabi Adam AS, pada saat Ia memetik buah Qolbi, kenapa itu dilakukan oleh Nabi Adam? Karena terdorong oleh rasa sayang dan rasa cinta terhadap istrinya Hawa.

Sebenarnya Hawalah yang merajuk, Siti Hawalah yang membujuk, dan Nabi Adam karena rasa syahwatnya kepada istrinya memperturutkan bujukan Siti Hawa itu, peristiwa Nabi Adam ribuan tahun yang lalu akan terus relevan sampai pada ke Zaman sekarang ini, berapa banyak orang-orang karena ingin memperturutkan istrinya, lalu melakukan perbuatan-perbuatan yang menyimpang, baik itu merugikan orang lain, merugikan masyarakat bahkan merugikan Bangsa dan Negaranya.

Seorang pegadang tidak akan segan-segan menipu, sebaliknya pun begitu tidak jarang wanita dengan kelemahannya bisa menenggelamkan Dunia, seorang suami yang jujur, polos, lugu dan sederhana, bisa berubah menjadi koruptor ulung karena didorong-dorong oleh istrinya.

Istri barang kali bisa saja karena dipanas-panasin oleh tetangganya, suaminya jujur, sederhana sebagai kepala bagian dipekerjaannya, tempatnya basah, tapi melarat. Istri rupanya tidak sabaran menghadapi hidup yang semakin konsumtif persaingan semakin tajam, suaminya dikipas-kipasin. Kata istrinya "Bang tetangga sebelah kita lakinya pegawai kecil bang, tapi gelangnya sudah kaya velg beca", "Abang ini posisi kepala bagian malah tidak bisa membelikan saya seperti itu bang! percuma laah".

Kata suaminya "Bagaimana wong gaji saya cuma segitu-geitunya", "Ya namanya kepala bagian paan kek sabet dulu" kata Istrinya

Kalau sudah berfikir ke arah sini artinya sudah memprovokasi suaminya untuk melakukan tindakan yang tidak wajar. Sejak jaman klasik sampai kepada jaman kita sekarang ini kita melihat kecenderungan syahwat kepada wanita ini, Julius Caesar yang katanya gagah perkasa, ternyata tunduk dibawah kaki Cleopatra, napoleon bonaparte the lion of Europe, singa daratan Eropa, yang luas kekuasaanya, gagah perkasa tentaranya, kepada dia tunduk? dibawah kakinya seorang wanita yang bernama Margaret Josephine de Beauharnais.

Demikianlah dijaman kita sekarang, kita melihat di Jepang kita melihat Perdana Menteri Uno didepak dari jabatan perdana menterinya karena dianggap terlibat skandal dengan Geisha, kita juga melihat di Amerika betapa senator Gary Hart dari partai Democrate, ia sangat masih muda, jenius dan diharapkan masa depan Amerika lahir dari tangannya, tetapi terpaksa mengundurkan diri dari Calon Presiden, oleh karena terlibat skandal dengan Donna Rice.

Kita juga menyaksika betapa kabinet dan parlemen di Inggris sempat geger, yang disebabkan oleh skandalnya Pamela Borden, pelacur kelas kakap yang melanglang buana mencari sasaran-sasaran kelas kakap pula, ini adalah kisah kejatuhan yang diakibatkan oleh hubbu syahwat minannisa.

Makanya benar adanya Nabi kita Muhammad SAW mengatakan: annisa imadul bilad yang artinya Wanita adalah tiang Negara, jikalau baik wanita baik pula Negara, jikalau rusak Wanita hancur pula Negara.

Jika syahwat semata-mata cuma dipandang sekedar syahwat maka, laki-laki akan memandang wanita cuma sekedar pemuas hawa nafsu, nilainya rendah sedangkan agama kita mengajarkan: "Ma akroman nisa illa kariim wa la ahaana hunna illa la,iim" kata Nabi "bukanlah yg memuliakan wanita kecuali seorang lelaki yg mulia & bukanlah yg paling menghinakan wanita kecuali dia adlh seorang lelaki yg durjana".

Dengan kata lain apabila kepada wanita ini dilandasi dengan semangat iman dan ketaqwaan, maka kehidupan contoh Rasulallah SAW sungguh menjadi contoh dan figur untuk kehidupan kita.

Perkawinannya bukan katena wajah yang cantik semata-mata, tetapi lebih kepada nilai ibadah terhadap Allah SWT, dengan demikian kecenderungan kepada hubbu syahwat minannisa, di kontrol oleh nilai iman, barometernya atau tolok ukurnya adalah iman.

Dijaman sekarang banyak kawin campur yang pada akhirnya akan membingungkan kita sendiri, padahal Al-Qur'an secara jelas dan tegas memberikan bimbingan, orang itu kalau sudah kata imama Syafi'i:
Wa "Ainur Ridho "An Kulli "Aibin Kalilatun, Kama Anna "Ainas Sukhti, Tubdi al-Masawiya, 
Artinya, Bila kita melihat sesuatu dengan pandangan positif (Positif Thinking), maka semuanya akan terlihat baik, tetapi bila kita melihat sesuatu dengan pandangan negatif (Negatif Thinking)

Mata kalau dibalut cinta dia buta terhadap Nista, tetapi mata kalau dibalut benci hanya bisa melihat yang keji-keji saja, biasanya cinta kepada wanita memang bisa menimbulkan dorongan yang positif, tapi bisa membuat seseorang buta sama sekali.

Dorongan yang positif paling tidak dari segi penampilan, coba lihat dah laki-laki kalau lagi suka sama perempuan, lenjeh banget dah!! sisiran rambutnya rapi, setrikaan bajunya lancip, sepatunya mengkilap, kantong celananya tebal, perkara handuk isinya bokan soal! yang penting kan gaya!.

Lalu dinamis kreativitasnya selalu ada dan selalu timbul, tetapi pada sisi lain, jikalau orang sudah kehilangan pertimbangan, juga terkadang tidak segan-segan mengorbankan Aqidah, mengorbankan nilai-nilai iman, padahal ini taruhan utama, Al-Qur'an dengan tegas memberikan peringatan:
وَلَأَمَةٌ مُؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكَةٍ وَلَوْ أَعْجَبَتْكُمْ

Artinya: Perempuan Budak yang hitam Legam! kalau beriman itu lebih baik untuk dinikahi, daripada wanita cantik berkulit kuning langsat, tetapi musyrik.
Tapi kita kadang kehilangan pertimbangan, karena cinta agama digadaikan, karena cinta aqidah terjual, karena cinta keyakinan jadi korban, ini semua penyakit yang datang dari hubbu syahwat minannisa, kecenderungan mengumbar nafsu kepada perempuan

 Ini memang perhiasan, tetapi bisa juga menjadi bumerang didalam kehidupan manusia, berapa banyak penyelengan terjadi karena pengaruh wanita, yang tadinya tidak pisah menjadi pisah, ini pengaruh yang sedemikian besarnya, sehingga inilah yang harus bisa dikendalikan kapan dan dimana nafsu atau perhiasan tersebut harus kita pakai, dimana harus kita tempatkan, begitu juga yang menyangkut soal perempuan.

Kapan? ya tentunya kalau sudah menikah! Dimana? yang jelas bukan didepan umum! ini nafsu yang pertama Minannisa.

2. Wal banin

Dihiasai juga kecintaan manusia kepada banin, makna banin disini adalah al-aulad, anak-anak laki, kepada disebut banin atau anak-anak laki? karena:

Pertama :  Sering anak laki itu kebanggaan dari pada anak perempuan, kenapa? Satu faktor Nasab, silsilah lebih kuat kepada anak laki-laki ketimbang kepada anak perempuan, Kedua faktor cita-cita, orang tua kalau punya anak laki-laki cita-citanya panjang, nak kamu nanti jadi Dokter ya, jadi Insinyur ya! jadi Pilot ya!. Nak jadi Pengusasa ya! Nak jadi Presiden ya! kalau ketika mendapat anak perempuan paling-paling, Nak mudah-mudahan nanti kami dapat jodoh orang baik ya nak!. dapat jodoh orang sholeh!.








Print Friendly and PDF

0 Response to "Harta, Tahta, Wanita dan Kuota dalam Politik"

Posting Komentar