Rungokno DRUN.. Agar Lebih Intim Dengan Gus Baha - Kritik Ulama Sebagai Tradisi Cinta

Kalau perhatikan kata baha, terdapat 6600 pencarian di google setiap bulannya, ini pasti orang-orang yang mencari ceramah gus bahaudin nursalim terbaru.

Tidak dipungkiri dakwah beliau banyak kata mutiara yang terselip pada pengajian-pengajian beliau yang kadang serius, sesekali penuh canda tapi tak pernah luput dari hikmah yang terkandung didalamnya.

Untuk memenuhi kekangenan kalian pada ceramah dan dakwah Gus Baha, dibawah ini kami tuliskan salah-satu kutipan pengajian beliau yang kami tulisa ulang dari media youtube;



Ceramah KH. Ahmad Bahaudin Nuraslim


Saya itu sangat mencintai, bukan sekedar mencintai-sangat mencintai guru-guru kita, sekarang benar-benar dengarkan!..Saya sangat mencintai guru-kita kita, utamanya guru-guru kita, Masyayikh sarang,
pokoknya semua masyayikh, termasuk Masyayikh lirboyo, ploso, sidogiri, kudus, kajen, krapyak.


Semuanya kita mencintai menghormati juga sangat mencintai NU, saya juga mencintai Muhammadiyah, Smuanya kita cintai.

Suma kadang-kadang mau gak mau kita harus beda. Beda, 1 bawaan pemikirin, kadang bawaan zaman.

Karena perbedaan itu kita mengkritik, tapi ngritiknya seharusnya di hal itu saja. Kemudian orang menyimpulkan, mengiranya dalam semua hal.

Sehingga ulama mulai dulu.. (Gus Baha aja gak ada apa-apanya)

Hadist nya Nabi saja butuh penjelasan, karena Nabi kalau berkata
"Kamu bukan hanya sekedar menipu, rizkimu juga dari menipu, gak terima sekedar pernah, rizkimu saja dari menipu"

Misalnya mereka sering kurang hormat dengan ma`asirunnubuwwah, tempat-tempat bersejarah.
 
Sudah jelas Kyai kecil didesa, ingin memaksakan Pengajian akbar. akhirnya, panitia door to door dua bulan sebelum pengajian, setiap orang ditarik sumbangan.

Tapi kalau sudah levelnya, Pondok besar, mampu dan keuangannya
besar, itu gak akan merasa berat. Tapi kalau yang desa-desa pengen pengajian besar, kira-kira dua bulan atau tiga bulan door to door nya.


Sampai setiap orang dimintai sumbangan, padahal kampung situ tidak butuh pengajian besar, karena butuhnya masih "mabadiul fiqhiyyah"
ngapain juga mengundang Kyai Level Nasional.

Misalnya ada orang alim ketemu orang cantik di jalan kemudian tanya,
"dari mana mbak?"

Dari sini sebetulnya ini murni "haqqul jar", karena tetangga di bertanya, berarti mu`amalahnya "haqqul jar"

orang alimnya juga terbatas, melihatnya juga tidak dari atas kebawah dan sebaliknya. tapi sekedarnya saja.

Kemudian Rukhin melihat, "ooowww...kalau begitu jagongan dengan orang cantik boleh"

Saya pernah melihat orang alim jagongan dengan orang cantik!.

Itu yang namanya kesimpulan

Terus seenaknya saja, namanya juga menyimpulkan ya seenaknya saja, orang mukmin semua harus.

Karena beda itu kita ngritik itu bawaan ulama dulu, ulama dulu itu
Zakaria Al Ansori juga gak cocok dengan Imam Suyuti, Imam Suyuti juga gak cocok dengan Imam Syakhowi.

Kalau pas ketemu entah menyapa apa tidak?.

Mengkritik karena tadi, kalau anak kecil mengahafalkan kadang najis gak tahu, sopan santun yang fatalnya lagi, kadang aqidah Aswaja gak ngerti akhirnya kan lucu, hafal alquran tapi aqidah tidak ahli sunnah, karena gak pernah di kenalkan ahlussunnah.

Kalau otaknya sudah tua-tua begini kan...

Kamu mau Mus setor hafalan al qur`an?
Saya itu sering, mendengarkan setorannya ornag tua. dan itu lucu-lucu, orang tua yang ingin meninggal khusnul khotimah itu kadang, "Gus saya sudah tua, tapi pengen setor ngaji kepada panjenengan"

Pernah saya turutin keinginannya, rata2 2 juz sudah menyerah, belum ada yang melebihi 2 juz. Kadang menyerahnya itu karena struk kadang juga mati, macem2....Otaknya orang tua itu berbeda memang, padahal baca, apa karena saking ngambangnya. Jadi pengucapan lafadz nya itu aneh, di ulang2 terus...

Udah mbah berhenti, daripada saya pusing sendiri.

Jadi punya imaginasi sendiri, misalnya masyarakat senang saya berlebihan, misalnya orang jatim, saya suka, dalam segi seneng nya sama Kyai.

Tapi saya juga sering ngritik orang jatim meskipun yang seneng saya
jangan berlebihan, karena kalau berlebihan senang Kyai terus soan,
kadang anggaran harus nya buat belanja, malah di pakai soan.

Sebenarnya saya bukan ngritik soannya, tapi, anggaran belanja di buat untuk nagsih sangu itu "aku hukumnya gimana?".

Kadang juga begini, soan saya rombongan Bus, kmudian saya tanya.

"Anak-anak ini apa gak ada yang sekolah??"
"Gak papa Gus, yang penting soan Kyai!"

Masih anak-anak kok di ajari begini...

Dan itu terkadang para rombongan menginap tiga hari, berarti mudhorot nya berapa hari?.. 3 hari.

Kayak saya dengan anda itu seneng ngaji ya seneng, tapi tetap anda saya kritik karena tadi, sudah bawa 3 perangkat kok masih tidak faham kan aneh, (sudah bawa kitab, bawa bulpen, bawa rekaman)

Kan sudah mengalahkan ulama dulu?..Karena ulama dulu gak bawa rekaman, tapi ilmunya jauh dengan ulama dulu, ini sebenarnya ada apa?...


jadi saya minta saya sama acara-acara besar hormat!..
jadi ingat-ingat ya!..

ini kata Imam Sya`roni (saya menerangkan dalam konteks ilmu)lhoo... Kalau makna sebenarnya "Laisa Minna" itu orang menjadi Murtadz

"tidak termasuk golonganku, orang yang pernah menipu", cuma sekedar pernah itu, tidak termasuk golonganku, kalau itu beneran makananya hakikat.

Yang ummatnya Nabi siapa coba? semuanya pernah menipu atau sering?

Mohon maaf, seperti kebanyakan makelar itu rizkinya dari apa?.
Tidak menipu kira-kira laku gak?..

Misalnya kamu jujur, jadi makelar tanah di kulonprogo yang mau dipakai, pak tanahnya saya beli, di pakai apa?

Saya pakai pertanian, disini prospek, padahal niatnya itu ini mau jadi bandara. Dibeli harga murah, misalkan belinya begini, "karena nantinya akan jadi bandara"

Besok-besok harganya akan jadi mahal, mumpung belum mahal saya mau beli tanah ini pak, kira mau gak si pemilik tanah?.. misalkan jujur seperti itu.

Misalkan ada orang sponsor umroh, ayo umroh ke Rosulullah, biar saya kaya, karena kalau ada umroh saya jadi kaya, gak bakal laku umrohnya!.

Tapi kalau bilang seperti ini, orang harus kangen Nabi, kangen Ka`bah, orang kok gak kangen Nabi dan Ka`bah

Cara ngobatinnya ya Umroh, manjur mana yang jujur dan yang tidak begitu jujur?.. jawab, kira-kira saja.

Itu kalau misalkan Hadist, saya ulang lagi, jadi jangan suka menyimpulkan karena konteks fiqih itu njelimet (susah)

Karena bawaan tetangga jadi tanya, kalau ketemu faktor tetangga, f. belajar, f. berobat
 
Tapi terus ada yang menyimpulkan, "ooh ternyata ngobrol sama orang cantik itu boleh" dan justru, orang alim itu nyaman ngobrol sama orang cantik di depan umum.

Kalau orang gak alim kan, malah suka kalau sendirian. itu keliru, kamu kalau punya tetangga cantik, itu malah lumayan ngobrol depan umum.

Karena pantangannya Nabi:
jangan di jalan Mbak, kelihatan orang, justru yang bagus itu di depan umum, karena gak mungkin bsa macem-macam.

Coba kamu ngobrol sama orang cantik di perempatan jalan, di depan umum dengan berduaan saja, bagus mana?.. jelekan mana?..

Musuh orang-orang salah faham memang repot, jelek yang hanya berduaan, bagus yang di depan umum.

Karena pantangan Nabi :
faham ya?
bagus mana?
jelekan mana?

Besok kalau ketemu dajjal bohongin, rotinya habisin, minumanya jga habisin, terus nanti kalau kamu disuruh kafir weggah....(tidak mau)

Kalau di jawab, "ini rotiku udah kamu makan", "rotinya pengeran"
"bocah gak pernah ngaji tauhid"

Baik yang terkenal, maupun tidak..
Gaya nya sih  wiridan, tapi sebenarnya...
Kalau dia cinta Allah beneran, di ajak bahas halal haram juga suka
Karena itu ketentuannya Allah SWT
Malah kadang bilang gini, gaji Halal Haram itu gak penting, yang penting berdo`a karena mukhul ibadah

Bilang ngaji gak penting itu gila, ngaji itu penting
Akhirnya kita proporsional, bedo`a itu sekadarnya saja tetap di bawah ilmu. Misalkan do`a sehabis sholat, hafalannya banyak
kamu habis sholat wiridannya banyak, ketika di tanya "rukun sholat berapa?"

Mikir, "Tak ajarin "17"
ada yang bilang 14, yang hilang apa?? mikir lagi
padahal sehabis sholat wiridannya banyak
Karena di khawatirkan, kalau gak niat keluar dari sholat dia mau kenalan sama sebelahnya..

Assalaamu`alaikum, kamu namnya siapa ?? kan repot...
kan bisa saja, kuwatirnya lagi bisa2 bikin group
jadi saking sering nya kenalan,  bilang Assalaamu`alaikum niatnya
kenalan.

Merapi sekarang keluar gimbalnya..
Kita kaget apa2 juga mengucapkan Allahu Akbar
Supaya membedakan kalimat Allahu Akbar untuk kagum sengan sholat
maka Allahu Akbar di niati.

Begitu juga salam, ini menjadi kalimat adat untuk kenalan membuat group.

faham ya? kalau gak niat di khawatirkan, malah niat kenalan maka harus niat, faham ya ?

Sudah!. - Salam PerjalananDoa

Print Friendly and PDF

0 Response to "Rungokno DRUN.. Agar Lebih Intim Dengan Gus Baha - Kritik Ulama Sebagai Tradisi Cinta"

Posting Komentar