Cara Kontrol Diri - Untuk Mencapai Bahagia

CARA MENGONTROL DIRI AGAR MENCAPAI BAHAGIA


Cara Kontrol Diri - Untuk Mencapai Bahagia

Nafas yang terhembus setiap waktu, tak pernah kita kontrol. Cukup merasa bahagia dan nafas terhembus dengan normal.

Jantung yang berdegup setiap saat, tak pernah kita kontrol. Cukup merasa bahagia dan jantung berdetak dalam irama yang normal.

Kita tak perlu mengontrol organ tubuh, sebab ia punya mekenisme sendiri. Punya aturan sendiri, kapan bekerja, kapan istirahat, dan bahkan kapan berhenti.

Kontrol kita terhadap perasaan dan pikiran, maka efek domino berlaku terhadap hembusan nafas dan detak jantung kita.

Seperti saat seseorang memutuskan marah, hembusan nafas memburu, detak jantung berirama cepat. Ada jutaan efek domino lain yang ditimbulkan tanpa disadari. Hal yang disadari adalah muka memerah dan keringat keluar dari pori-pori kulit.

Baca Juga: PENYAKIT DAN CACAT EMOSI

Bila dalam tubuh saja bukan kontrol kita, maka demikian pula yang sebenarnya berlaku pada luar tubuh kita. Kita hanya bisa mengontrol sikap, sebuah produk dari pikiran dan perasaan.

Lagi-lagi pikiran dan perasaan.

Sikap orang lain adalah efek domino perasaan kita. Sama seperti detak jantung adalah efek domino perasaan kita.

Mereka bersikap sesuai sikap yang kita lakukan. Ada mekanisme otomatis seperti sikap rendah hati membuat orang bersikap ramah dan sombong memancing reaksi benci dari orang lain.

Maka memperbaiki sikap orang lain, selalu dimulai dari memperbaiki sikap kita sendiri. Apalagi memperbaiki sikap anak yang sejak lahir berada dalam pengasuhan orang tua.

Anak nakal, anak bermasalah, anak tidak fokus, anak rewel, anak hiperaktif, anak alergi, anak sakit-sakitan dan segala klaim orang tua tentang anaknya, adalah efek domino atas sikap orang tuanya terhadap anak selama itu.

Itu adalah efek yang terasa, sama seperti muka merah dan keluar keringat. Masih banyak yang tidak terasa, terasanya setelah anak dewasa.

BACA JUGA: DOA NABAWI UNTUK PELUNAS HUTANG

Saya memiliki kenalan seorang pengusaha, dia menguliahkan anaknya di luar negeri. Setiap bulan puluhan juta berpindah dari rekening pengusaha ini ke rekening anaknya nun jauh disana.

Jangan tanya total habis berapa? Banyak sekali. Lagi pula orang tua tidak akan perhitungan.

Tapi setelah anak ini dewasa dan mandiri, anak menolak patuh dengan ayahnya bahkan menantang "berapa uang yang ayah keluarkan untuk aku? Aku ganti!"

Sekilas seperti cerita anak durhaka. Tak tahu diuntung, sudah dibesarkan malah bersikap sombong bahkan kurang ajar.

Tapi tunggu dulu.

Cek bagaimana pengusaha ini mendidik anaknya sewaktu kecil. Yang jelas bukan pola asuh harapan anak-anak normal.

Sampai-sampai anaknya membenci ayahnya sendiri, dipupuk sekian tahun dalam relung hati hingga tak kuasa menahan menjadi sikap dan tutur kata seperti diatas.

Selalu saja, sikap anak adalah respon atas sikap orang tua, hasil pikiran dan perasaan. Sama seperti jantung yang berdetak mengikuti pancaran perasaan orangnya.

Jadi mau sampai kapan menuntut jantung berdetak normal saat setiap hari melampiaskan amarah? Tentu saja sia-sia.

Apalagi menuntut anak berubah mana kala sikap orang tua enggan dikoreksi. Memasukkan anak ke klinik terapi tanpa mau memperbaiki diri.

Duh lucunya.

Jadi marilah berbahagia dan temukan cara halal untuk bahagia. Orang tua yang bahagia mudah membahagiakan anaknya.

Dengan demikian, terjadi efek domino dimana anak merasa terlindungi, dicintai, dan akhirnya tumbuh sesuai harapan orang tua.

Salam Bahagia..
Print Friendly and PDF

0 Response to "Cara Kontrol Diri - Untuk Mencapai Bahagia"

Posting Komentar