Inilah Dalil Khutbah Idul Fithri dan Idul Adha - Alhamdulillah sahabat blog: Perjalanan Doayang kami hormat dan kami cintai, kami rasa sungguh suasana yang pas untuk memposting masalah mengenai kedua perayaan kebanggaan umat islam ini. Baik idul fithri maupun idul Adha, karena memang tinggal menghitung hari, tidak akan lama lagi kita akan merayakaan hari raya kebanggan kita tersebut, yakni idul Adha.
Dalil Khutbah Idul Fithri dan Idul Adha - memang sudah umum dimasyarakat kita, menjadi rahasia umum termasuk kami sendiri, rajin mengikuti kegiatan yang berupa ritual keagamaan tanpa harus tahu dulu dasar hukum atau dalilnya. begitu juga berkenaan dengan idul adha ini, dimana pada pelaksanaan shalat idul adha ini ada pelaksaan khutbah.
Yang akan kita bahas disini yaitu dasar Dalil Khutbah Idul Fithri dan Idul Adha, semoga setelah kita mengetahui dan mengerti dasar dalil keduanya, ibadah-ibadah yang kita laksanakan lebih mantab, yakin dan khusuk karena tidak ada keraguan sedikitpun. Aamin
Inilah Dalil Khutbah Idul Fithri dan Idul Adha
Sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari ( (HR. al-Bukhari dan Muslim) sebagai berikut:
Artinya: Dari Jabir bin Abdillah, ia berkata, “Saya ikut shalat ‘Ied bersama Rasulullah Saw. Beliau memulai dengan shalat sebelum khutbah. Tanpa ada azan dan iqamat. Kemudian Rasulullah Saw tegak bertumpu kepada Bilal. Rasulullah Saw memerintahkan agar bertakwa kepada Allah Swt, memberikan motifasi agar taat kepada-Nya, memberikan nasihat kepada orang banyak dan mengingatkan mereka. Kemudian Rasulullah Saw pergi kepada kaum perempuan. Rasulullah Saw memberikan nasihat kepada mereka dan mengingatkan mereka. Rasulullah Saw berkata, “Bersedakahlah kalian, sesungguhnya banyak diantara kalian menjadi kayu bakar neraka Jahannam”.
Ada seorang perempuan yang berada di tengah barisan kaum perempuan, kedua pipinya memiliki tanda hitam, ia berkata, “Mengapa wahai Rasulullah?”.
Rasulullah Saw menjawab, “Karena kalian banyak membuat pengaduan dan melawan suami (dalam pergaulan)”. Lalu para perempuan itu bersedekah dengan perhiasan yang ada pada mereka, mereka memasukkannya ke kain Bilal, mereka berikan sebagian dari anting-anting dan cincin mereka”. (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Ada seorang perempuan yang berada di tengah barisan kaum perempuan, kedua pipinya memiliki tanda hitam, ia berkata, “Mengapa wahai Rasulullah?”.
Rasulullah Saw menjawab, “Karena kalian banyak membuat pengaduan dan melawan suami (dalam pergaulan)”. Lalu para perempuan itu bersedekah dengan perhiasan yang ada pada mereka, mereka memasukkannya ke kain Bilal, mereka berikan sebagian dari anting-anting dan cincin mereka”. (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Mereka yang berpendapat bahwa khutbah shalat ‘Ied itu hanya satu saja, mereka berpegang dengan hadits ini, menurut mereka Rasulullah Saw hanya satu kali menyampaikan khutbah. Sedangkan yang mengatakan ada dua khutbah, mereka juga berpegang dengan hadits ini, karena dalam hadits ini memang Rasulullah Saw khutbah dua kali, satu kali khutbah kepada kaum laki-laki dan satu kali kepada kaum perempuan. Mereka yang mengatakan khutbah ‘Ied dua kali juga mengqiyaskan khutbah ‘Ied dengan khutbah Jum’at yang terdiri dari dua khutbah; khutbah pertama dan kedua. Untuk lebih jelasnya kita lihat pendapat para ulama:
Dalil Khutbah Idul Fithri dan Idul Adha - Pendapat Imam Syafi’i:
Artinya: Imam Syafi’i berkta, “Ibrahim bin Muhammad meriwayatkan kepada kami, ia berkata, ‘Abdurrahman bin Muhammad bin Abdillah meriwayatkan kepada saya, dari Ibrahim bin Abdillah bin ‘Ubaidillah bin Abdillah bin ‘Utbah, ia berkata, “Sunnah seorang khatib berkhutbah dua khutbah pada shalat ‘Ied (Idul Fitri atau Idul Adha). Dua khutbah itu dipisah dengan duduk.
Imam Syafi’i berkata, “Demikian juga dengan khutbah shalat Istisqa’, khutbah shalat Kusuf (gerhana matahari), khutbah haji dan semua khutbah jamaah
Imam Syafi’i berkata, “Demikian juga dengan khutbah shalat Istisqa’, khutbah shalat Kusuf (gerhana matahari), khutbah haji dan semua khutbah jamaah
Dalil Khutbah Idul Fithri dan Idul Adha - Pendapat Empat Mazhab:
Artinya: Disunnatkan menurut jumhur (mayoritas ulama), dianjurkan menurut Mazhab Maliki, dua khutbah pada shalat ‘Ied, seperti khutbah Jum’at dalam hal rukun, syarat, sunnat-sunnat dan halhal makruhnya. Dilaksanakan setelah shalat ‘Ied, berbeda dengan shalat Jum’at (khutbah sebelum shalat Jum’at). Tidak ada perbedaan pendapat di kalangan ulama kaum muslimin dalam masalah ini.
Dalil Khutbah Idul Fithri dan Idul Adha - Pendapat Syekh Ibnu ‘Utsaimin:
Artinya:
Pertanyaan: mana yang sesuai menurut Sunnah dalam khutbah ‘Ied. Dua khutbah atau satu khutbah? Kami mohon jawaban detail tentang itu.
Jawaban: Yang masyhur menurut sebagian ulama Mazhab Hanbali bahwa khutbah ‘Ied itu dua khutbah; khutbah pertama dan khutbah kedua. Jika seseorang berkhutbah hanya satu khutbah saja, tanpa ada unsur ingin menimbulkan fitnah (di tengan masyarakat), maka boleh. Jika khawatir menimbulkan fitnah, orang banyak menjadi sibuk, setiap orang berpegang pada pendapat mazhabnya, maka dalam kasus seperti ini cukuplah mengikuti kebiasaan yang sudah dilakukan orang banyak, agar tidak membuka pintu (konflik) di tengah-tengah masyarakat.
Jawaban: Yang masyhur menurut sebagian ulama Mazhab Hanbali bahwa khutbah ‘Ied itu dua khutbah; khutbah pertama dan khutbah kedua. Jika seseorang berkhutbah hanya satu khutbah saja, tanpa ada unsur ingin menimbulkan fitnah (di tengan masyarakat), maka boleh. Jika khawatir menimbulkan fitnah, orang banyak menjadi sibuk, setiap orang berpegang pada pendapat mazhabnya, maka dalam kasus seperti ini cukuplah mengikuti kebiasaan yang sudah dilakukan orang banyak, agar tidak membuka pintu (konflik) di tengah-tengah masyarakat.
Mengenai Takbir Dalam Khutbah ‘Ied, Pendapat Imam Syafi’i:
Artinya: Imam Syafi’i berkata, “Ibrahim bin Muhammad meriwayatkan kepada kami, dari Abdurrahman bin Muhammad bin Abdillah, dari Ibrahim bin Abdillah dari ‘Ubaidillah bin Abdillah bin ‘Utbah, ia berkata, “Sunnah hukumnya bertakbir pada hari raya Idul Adha dan Idul Fithri di atas mimbar sebelum khatib memulai khutbah, khatib tegak di atas mimbar berkhutbah sembilan takbir berturut-turut tanpa dipisah kalimat diantaranya, kemudian menyampaikan khutbah. Kemudian duduk (istirahat antara dua khutbah). Kemudian khatib tegak berdiri pada khutbah kedua, mengawali khutbahnya dengan tujuh kali takbir berturut-turut tanpa dipisah kalimat diantaranya. Kemudian menyampaikan khutbah (kedua).
Mengenai Takbir Dalam Khutbah ‘Ied, Pendapat Ulama Mazhab:
Artinya: Menurut Jumhur (mayoritas) ulama: khatib bertakbir sembilan takbir berturut-turut pada khutbah pertama. Tujuh takbir berturut-turut pada khutbah kedua. Berdasarkan riwayat Sa’id bin Manshur dari ‘Ubaidullah bin ‘Utbah, ia berkata, “Imam bertakbir shalat Idul Fithri dan Idul Adha sebelum berkhutbah, Sembilan takbir pada khutbah pertama dan tujuh takbir pada khutbah kedua
Alhamdulillah.. demikianlah postingan kita kali ini mengenai Dalil Khutbah Idul Fithri dan Idul Adha, hukum Tabkir dalam khutbah sholat ied, menurut pendapat imam Syafi'i dan pendapat Ulama Mazhab.
0 Response to "pengertian dan Dalil Khutbah Shalat idul adha dan Idul Fitri"
Posting Komentar