Perjalanan Doa - Cerita ini dikisahkan oleh seorang bapak yang namanya kita samarkan dan sebut saja namanya Andi, dan tentunya peristiwa dia kisahkan tentang kesuksesan karena mendapatkan lailatul Qadar, kisah ini berawal dari Andi yang waktu itu sukses lulus bisa masuk PT. Telkom yang inysaAllah ini berkat keutamaan betemu malam lailatul Qadar
Andi merupakan anak paling besar, dari kelima adiknya . dan waktu itu Andi tinggal bersama Kakeknya yang berprofesi sebagai penjual sayuran dikaki lima, beserta neneknya dan juga yang berprofesi sebagai buruh cuci
Kehidupaan Andi waktu itu karena kondisi jarang sekali tidur dirumah, tapi andi ini tetap rajin untuk masuk sekolah, sebagai usaha samping andi sepulangnya dari sekolah dia juga berprofesi sebagai tukang sol sepatu, sepulangnya sekolah dia langsung keliling untuk mencari pelanggan yang ingin memakai jasanya untuk sol sepatu, dan buku sekolahnya dia titipkan di rumah teman-temannya.
Andi bukannya tidak ingin pulang ke rumah dulu, namun jarak antara rumah dan sekolahnya cukup jauh, jadi untuk menghemat tenaganya dia langsung pergi ke pasar untuk menjadi tukang sol sepatu, kadang kalau pelanggan sol sepatu sedang sepi, dia juga menambah usahanya dengan berjualan rokok disepajang pasar
Meski kehidupannya terasa cukup berat, namun Andi tidak putus asa dia mempunyai landasan keyakin akan rahmat Allah SWT yang selalu mengasihi hambaNya, maka dari Andi sangat taat dalam menjalankan perintah agama, dan dia tidak pernah meninggalkan sholat.
Waktu itu sekitar tahun 1983, saat itu Telkom masih bernama Perumtel. Dengan ijazah SLTA, Andi gagal ketika ujian tahap akhir, yaitu wawancara. Namun Andi tidak kecewa dan tidak menyalahkan siapa-siapa,toh, dan disaat Andi melamarpun karena ada pengumuman di Surat Kabar ketika itu dan itupun ketika sempat membaca koran seorang tukang pangkas rambut, ketika Andi memangkas rambutnya.
Singkat cerita Andi tidak terdetik dalam hatinya untuk mencoba meneruskan sekolah atau Meneruskan Kuliah, karena melihat kondisi ekonomi keluarganya sangat tidak mungkin, untuk melihat adik-adiknya bisa makan dan sekolah saja dia sudah bahagia, itupun tak pelak adik-adiknya dihari sabtu dan minggu kadang-kadang membantu jadi pemulung.
Waktu itu pada bulan Ramadhan, meski dia lelah Andi masih terus rajin berpuasa, sampai-sampai Andi tidur dimushola sehabis Taddarus Al-Qur’an, dan ketika itu persis pada bilangan bulan Ramadhan hari ke Dua Puluh Satu.
Andi mencoba lagi di tahun 1984, dan lulus dan akhirnya berangkat ke Bandung untuk sekolah selama dua tahun dan bekerja sampai sekarang di Telkom dan hampir pensiun. Ketika masuk lamaran di Perumtel , Andi diharuskan menunggu untuk ujian kedua setelah selesai Idul Fitri. Andi mulai serius menghadapi ujian yang lima tahap tersebut,ditambah dengan pengalaman pada tahun sebelumnya, banyak sedikitnya Andi sudah mengerti mengkuti test untuk tahun 1984 tersebut.
Dengan harapan berkah malam lailatul qadar Andi mulai punya harapan untuk bisa lulus,walau tidak punya bekingan ataupun koneksi di Perumtel. Ramadhan tahun tersebut betul-betul dikuti Andi secaa full time. Puasa Ramadahnya, Shalat Tarawehnya, Tadarusnya diikuti walau hanya beberapa orang saja yang ada di Mushalla Arh- Rahman tersebut.
Dengan mustajabnya malam lailatul qadar dan Keyakinan hanya dapat membantu diri sendiri, kalau diringi doa yang khusuk dan ikhlas kepada Nya. Dan Bulan Ramadhan adalah tempat yang tepat berdoa untuk membantu semangat dan keyakinanya untuk lulus pada ujian tahap kedua di Perumtel nantinya.
Sesuai dengan Tausyiah ustad di setiap malam Ramadhan bahwa Siapa yang mendapatkan Lailatul Qadar itu bisa bermacam-macam hidayah,atau bermacam-macam rahmat bagi yang di beri Nya.
Andi tidak begitu mendalami tentang Lailatul Qadar ini,tapi hanya berusaha beribadah sepadat mungkin dan menjaga malam-malam ganjil yang diberitahu oleh para ustadz yang ber tausyiah
Ketika malam ganjil itu andi berdoa dengan khusuk dan melihat diluar mushalla tanda-tanda Lailatul Qadar di alam terbuka.
Entah benar atau tidak itu hidayah yang didapat ketika malam Lailatul Qadar, Andi lulus dengan baik ditahap kedua sampai tahap kelima hanya seorang diri dari tiga puluh orang peserta waktu itu, padahal saingan cukup berat ada yang dari SMA 1 dan SMA favorite lainya yang selama ini jadi barometer orang ketika itu pertanda dia seorang yang cerdas atau pintar.
Itulah kehidupan sang andi yang masih dirasakan andi sampai kini dan anak-anaknya pun masih dibiayai andi dari gaji dari PT.Telkom sekarang. Andi juga hampir masuk masa pensiun beberap tahun lagi.
Percaya atau tidak aku serahkan kepada Allah,Sang pemberi hidayah kepada hambaNya yang dikehendaki
0 Response to "Kisah Sukses Diterima Kerja Lantaran Berkah Malam Lailatul Qadar"
Posting Komentar