Kisah Bilal bin Rabah selepas Kewafatan Rasulullah

Kisah Bilal bin Rabah selepas Kewafatan Rasulullah - Bilal bin Rabah sahabat nabi merasa sudah tidak kuat lagi tinggal di kota Madinah, karena setiap kali Bilal datang ke masjid, Bilal akan melihat rumah Nabi di sebelahnya, di dalamnya ada kuburan Rasul, jadi kalau kita bentuk cinta kepada rasul nya adalah kangen ingin berkunjung ke Masjid Nabawi, kalau bilal Justru karena saking cintanya sudah tidak kuat lagi berada di Masjid Nabawi, karena orang yang dia cintai telah tiada.

kisah bilal bin rabah setelah kewafatan rasulallah
KISAH BILAL BIN RABAH

Sejak Rasulullah wafat, berkali-kali bilal minta izin kepada Abu Bakar untuk ikut jihad dan tidak pulang lagi ke Madinah, ingin tinggal di tempat yang lain, tetapi tentu saja hal ini tidak di izinkan oleh Abu Bakar, sampai akhirnya Setelah sekian lama membujuk-membujuk Abu bakar akhirnya mengizinkannya bilal untuk pergi ikut berjihad.


Pergilah Bilal, dan Bilal tinggal di Syam sekarang disebut Suriah, dan di syam Bilal menikah. Bial selama ini tidak sempat memikirkan soal pernikahan karena saking asik dengan cintanya kepada Rasulullah.


Nah buat kita-kita yang saat ini sedang galau memikirkan jodoh yang belum juga kunjung datang, ingin segera menikah. Nikmati saja dengan menyibukan diri mencintai Allah dan Rasullnya. Jalau ada yang bertanya kapan nikah, tidak usah risau maka jawab saja "Saya sedang asik memikirkan yang lebih penting dan besar yaitu mencintai yang maha mencintai yaitu Allah dan RasullNya"



Sekian lama Bilal tinggal di kota Syam, berada dalam pernikahannya sampai suatu ketika beralihlah pemerintahan dari masa Abu Bakar, ke masa pemerintahan Umar Bin Khattab. Sampai beberapa tahun kehidupan bilal disana, sampai pada suatu malam Bilal bin Rabbah bermimpi bertemu dengan Rasulallah, dan ketika bangun bilal menangis sejadi-jadinya seperti anak kecil, sampai-sampai orang disekitarnya kaget dan menanyakan kepada Bilal. "Ya Bilal apakah engkau mimpi buruk?" bila menjawab "Tidak justru saya mimpi yang sangat bagus, yaitu bermimpi bertemu Rasulallah"



Lalu kenapa engkau bilal malah menangis? padahal mimpi dengan rasulallah? Dalam mimpiku Rasul Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Rasulullah bersabda: "Siapa yang melihat aku dalam mimpi berarti dia melihat aku"


Dalam mimpi aku bertemu dengan Rasulullah, di dalam mimpi dan Rasulullah berkata "Ya Bilal kami rindu kepadamu!, sudah lama engkau tidak mengunjungi kami ya Bilal"


BACA JUGA: Bacaan Dzikir, Doa Penyejuk Supaya Hati dan Pikiran Tenang


Setelah bangun dari mimpi itu bilal semakin rindu kepada rasul, merasa bersalah udah lama tidakmenjenguk Rasulullah, akhirnya Bilal pun memutuskan untuk umroh, ziarah ke makam Rasul.



Melihat Bilal masuk lagi ke Kota Madinah, Penduduk Madinah itu berasa seperti hidup lagi di zaman rasul, Umar sangat senang dengan kedatangan Bilal, sehingga pada saat selesai salat sunnahnya, tiba-tiba bilal Bilal masuk, menjenguk atau berziarah ke makam Rasul dan Abu Bakar kemudian Umar berkata pada Bilal, "Bilal Sudah lama kami tidak mendengar suara azan dari darimu"


Kumandangkan sekali lagi azan seperti engkau mengumandangkan nya di masa Rasul, rindu ingin merasakan suasana di zaman itu!. Benar, kata para sahabat yang lain yang ada di situ.


Kemudian Abdurrahman dan beberapa orang sahabat dia bilang, "azan", "azan" ingin mendengar suaramu seperti dulu kami mendengarnya di masa Rasul, Apabila saya tidak akan kuat? kata mereka "coba dulu kamu usahakan karena kami ingin sekali mendengarnya Saya", "cobalah Hai Bilal demi kami, supaya kami bisa dalam beramal sholeh mengikuti perjuangan Rasulullah"


Akhirnya karena udah dipaksa terus Bilal pun mengumandangkan adzan


"Allahuakbar-Allahuakbar",  Kota Madinah kaget mendengar suara Bilal, orang-orang yang ada di rumah semuanya mengatakan, Apakah Rasulullah sudah bangkit kembali? apakah Rasulullah sudah bangkit kembali? mereka semuanya bahagia seolah-olah Rasulullah sudah bangkit dari kematiannya, Allah diturunkan kembali setelah diangkat ke langit.


Satu Kota Madinah itu kaget, kaget campur bahagia, kayak seorang ibu yang kehilangan anaknya, tiba-tiba anaknya dari jarak dekat dan ingin dipeluk segera anaknya. itu mereka kepada Rasulullah.


"Allahuakbar!" pasar yang tadinya rame tiba-tiba sepi mendengar suara bilal, yang masih sayup-sayup "illallah" semuanya berlari keluar dari tempat-tempat kerja mereka, dari pasarnya, dari rumahnya, semuanya berlari ke masjid ingin memastikan, Apakah Rasulullah sudah dibangkitkan kembali, Apakah Rasulullah sudah dibangkit.


Apakah Rasul sudah hidup lagi, semuanya bertanya dengan pertanyaan yang sama, "lailahailallah" semuanya semangat datang ke masjid, ngumpul rame banget, kemudian ketika Bilal mengatakan betul, "Rasulullah" tidaksanggup lagi sampai berhenti di situ menangis dengan suara nangis yang luar biasa kerasnya, lalu satu masjid menangis, lalu 1 Kota Madinah menangis.


Sehingga para ulama mengatakan, tidak pernah kota Madinah menangis, sedang saat mereka menangis hari itu, kecuali ketika rasulullah wafat, cuma 2 kali menangisnya kota melihat paling dahsyat, 1 hari ketika rasulullah wafat, kedua hari ketika Bilal kembali mengumandangkan adzan dan mengucapkan asyhadu anna muhammadarasulallah


Menangis semuanya merasa kehilangan Rasulullah, semuanya merasa bahwa Mereka ingin kembali di zaman ketika Rasulullah masih hidup, lalu mereka bertanya Setelah semuanya selesai menangisnya, Bilal Kenapa kamu tadi menangis, kata Bilal dulu Biasanya kalau saya mengumandangkan Adzan, Saya akan datang ke hijrahnya Rasul, hijrah Rasulullah untuk kamarnya Rasul, rumah kecilnya Rasul.


Selesai adzan Saya akan datang ke rumahnya Rasulullah, memanggil ya Rasulullah Rasulullah tidakkeluar sampai mendengar suara bilal memanggil beliau secara khusus, "Ya Rasul", barulah semua keluar dengan wajah berseri-seri. Sekarang bagaimana saya akan memanggil Rasulullah, sedangkan Rasulullah sudah bersama kekasihnya yaitu Allah Subhanahu Wa Ta'ala.


Menangis lagi satu masjid, satu kota Madinah, pokoknya hari itu adalah hari berkabung se kota Madinah. Hari menangisnya kota Madinah saking Rindunya mereka kepada Rasulullah, adzan dan mengaji, mengucapkan nama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.


Di situ kelihatan Apakah kita mencintai Rasulullah? Hati-hati kalau tidak! berarti masih ada kemunafikan dalam hati kita, bagaimana hati kita merasa gemetar, bergetar jika kita mendengar suara seseorang mengatakan Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.


Apakah hati kita bergetar, seperti bergetarnya seorang hati seorang kekasih ketika mendengar suara kekasihnya disebutkan? Kalau yang pernah jatuh cinta berat, jatuh cinta dalam, pasti akan tahu bagaimana rasanya, ketika ada seseorang yang menyebutkan nama orang yang dia cintai, pasti suasana hati dan perasaannya akan berubah ceriah, ekspresi wajahnya bersinar gemberia, itu kalau anda pernah merasakan cinta berat ya, Kalau yang belum pernah saya tidak tahu hehe


Nama panggilan sayang saya kepada istri itu beda hasilnya, beda rasanya, bagaimana ketika nama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam disebutkan? Apakah kita mencintai nama itu Muhammad? apakah kita ingin memberikan nama itu kepada anak kita? atau malah kita tidak senang dipanggil Muhammad?


Seharusnya kita senang ketika dipanggil dengan nama muhammad, meskipun kita tahu itu bukan nama kita, tetapi karena cinta kita kepada Muhammad Rasulallah makanya kita senang.


Seperti orang Arab mereka memanggil orang yang tidak mereka kenal namanya dengan Abdullah, kalau kita disana jangan bilang, nama saua bukan Abdullah! sebab panggilan nama Abdullah itu panggilan universal, semua manusia itu Abdul, dan secara akhlak Kita harusnya senang dipanggil Muhammad, orang yang terpuji akhlaknya Muhammad. Alhamdulillah.


Mudah-mudahan sesuai dengan nama yang diberikan kepada saya, begitulah pula cinta nya para sahabat kepada Rasulullah, rindu kepada Rasulullah SAW, Terus bagaimana cara kita sekarang mencintai Rasul, sementara Rasulullah sudah tidak ada, hanya dengan menangis ketika mendengar namanya disebutkan dalam lantunan adzan, cara kita mencintai Rasulullah setelah Rasulullah tidak ada, adalah mencintai para pewaris pewaris Rasul, Al-ulama warosatul Anbiya, pewaris Rasulullah itu adalah para pembawa risalah dakwah dan para ulama-ulama Ummah.


Ulamanya umat kaum muslimin, nanti kalau temen-temen mau tahu siapa ulama warisan warisan Rasul, mencintaimu seperti sahabat, mencintai Rasul. Belajar dan bertemu dengannya seperti sahabat, kangen bertemu dengan Rasul, belajar dekat dengannya seperti sahabat dekat dengan Rasulullah.


Itu bentuk cinta kita kepada Rasulullah, kalau kita tidak lagi sejaman dengan Rasulullah mencintai pewaris-pewaris Rasul, cari para ulama itu dengan ciri-ciri yang diberikan oleh Rasulullah, ciri ulama itu apa aja harus cari? orang yang memiliki ciri-ciri itu cinta kangen sama Rasulallah.


itulah bentuk Cinta Kita saat ini kepada Rasul Muhammad SAW karena memang kita sudah tidak sejaman lagi dengan Rasul Muhammad SAW.


Terimakasih


Perjuangandoa
Tangerang, 05 Maret 2019
Print Friendly and PDF

0 Response to "Kisah Bilal bin Rabah selepas Kewafatan Rasulullah"

Posting Komentar