Hukum, Sebab dan Cara sujud Sahwi bergambar beserta Arti bacaanya

Hukum, Sebab dan Cara sujud Sahwi bergambar beserta Arti bacaanya - Sebagai manusia biasa sudah sunatullah bahwa sifat manusia itu tempatnya salah dan lupa, baik lupa dalam keseharian misal lupa meletakan barang hingga bingung untuk mencarinya tadi menaruhnya dimana, lupa sama janji sendiri sampai-sampai orang yang kita janjikan mengingatkan kita, mengingatkan kita dengan cara yang baik dan halus bahkan mengingatkan kita dengan cara yang kasar seperti memarahi kita.


Apa kaitannya dengan Sujud sahwi ini? nah kaitannya adalah sama-sama akibat ke khilapan kita sebagai manusia, cuma beda kalau sujud sahwi ini lupa di dalam hal kita mengerjakan ibadah, baik itu ibadah yang sifatnya sunah maupun ibadah yang hukumnya wajib.

tata cara sujud sahwi
Tata Cara Sujud Sahwi

Arti Sujud Sahwi:


(Arab: سجود السهو‎) Sujud sahwi adalah dua sujud yang dilakukan pada akhir salat, dan merupakan bagian ibadah dalam syariat islam, dengan tujuan sebagai ganti dari gerakan atau bacaan salat yang tanpa sengaja terlewatkan karena lupa. Sebab Sujud Sahwi:

Hal yang melatarbelakangi sujud sahwi diantaranya ada 3 sebab diantaranya:


1. Menambahkan sesuatu (Arab:az-ziyaadah)

2. Menghilangkan sesuatu (Arab:an-naqsh)

3. Dalam keadaan rasa ragu-ragu (Arab:asy-syak)

Dan ketiga hal tersebut diatas terjadi didalam salat, secara singkatnya terlupakan sesuatu dalam salat.

Nah bagaimana kalau lupa disaat kita beribadah kepada Allah ini, apakah yang sebelah kita (mungkin) mengingatkannya, atau (mungkin) kita ingat sendiri, yaitu menggantinya dengan melakukan sujud sahwi. Lalu posisi dari sujud sahwi itu sendiri seperti apa hukumnya dalam syariat islam?

Hukum Sujud Sahwi


Keumuman ulama sudah sepat dalam hukum sujud sahwi ini disyariatkan atau dilakukan, sebagaimana yang menjadi landasan dari hukum suju sahwi ini adalah hadist sbb:

Landasan hadist yang Pertama:


1. Hadits Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا نُودِىَ بِالأَذَانِ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ لَهُ ضُرَاطٌ حَتَّى لاَ يَسْمَعَ الأَذَانَ فَإِذَا قُضِىَ الأَذَانُ أَقْبَلَ فَإِذَا ثُوِّبَ بِهَا أَدْبَرَ فَإِذَا قُضِىَ التَّثْوِيبُ أَقْبَلَ يَخْطُرُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَنَفْسِهِ يَقُولُ اذْكُرْ كَذَا اذْكُرْ كَذَا. لِمَا لَمْ يَكُنْ يَذْكُرُ حَتَّى يَظَلَّ الرَّجُلُ إِنْ يَدْرِى كَمْ صَلَّى فَإِذَا لَمْ يَدْرِ أَحَدُكُمْ كَمْ صَلَّى فَلْيَسْجُدْ سَجْدَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ

“Apabila adzan dikumandangkan, maka setan berpaling sambil kentut hingga dia tidak mendengar adzan tersebut. Apabila adzan selesai dikumandangkan, maka ia pun kembali. Apabila dikumandangkan iqomah, setan pun berpaling lagi. Apabila iqamah selesai dikumandangkan, setan pun kembali, ia akan melintas di antara seseorang dan nafsunya. Dia berkata, “Ingatlah demikian, ingatlah demikian untuk sesuatu yang sebelumnya dia tidak mengingatnya, hingga laki-laki tersebut senantiasa tidak mengetahui berapa rakaat dia shalat. Apabila salah seorang dari kalian tidak mengetahui berapa rakaat dia shalat, hendaklah dia bersujud dua kali dalam keadaan duduk.” (HR. Bukhari no. 1231 dan Muslim no. 389)

Dalam hadist diatas sangatlah jelas bahwa lalai yang terjadi pada shalat kita, sehingga ada baik gerakan maupun bacaan shalat kita terlukan disebabkan oleh gangguan setan, maka dari itu kita diperintahkan untuk melakukan sujud sebanyak 2 kali pada akhir shalat kita dalam keadaan duduk.

Landasan hadist yang Kedua:


2. Hadits Abu Hurairah, ia berkata,

صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِحْدَى صَلَاتَيْ الْعَشِيِّ إِمَّا الظُّهْرَ وَإِمَّا الْعَصْرَ فَسَلَّمَ فِي رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ أَتَى جِذْعًا فِي قِبْلَةِ الْمَسْجِدِ فَاسْتَنَدَ إِلَيْهَا مُغْضَبًا وَفِي الْقَوْمِ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرَ فَهَابَا أَنْ يَتَكَلَّمَا وَخَرَجَ سَرَعَانُ النَّاسِ قُصِرَتْ الصَّلَاةُ فَقَامَ ذُو الْيَدَيْنِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَقُصِرَتْ الصَّلَاةُ أَمْ نَسِيتَ فَنَظَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمِينًا وَشِمَالًا فَقَالَ مَا يَقُولُ ذُو الْيَدَيْنِ قَالُوا صَدَقَ لَمْ تُصَلِّ إِلَّا رَكْعَتَيْنِ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَسَلَّمَ ثُمَّ كَبَّرَ ثُمَّ سَجَدَ ثُمَّ كَبَّرَ فَرَفَعَ ثُمَّ كَبَّرَ وَسَجَدَ ثُمَّ كَبَّرَ وَرَفَعَ

Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengimami kami shalat pada salah satu dari dua shalat petang, mungkin shalat Zhuhur atau Ashar. Namun pada raka’at kedua, beliau sudah mengucapkan salam. Kemudian beliau pergi ke sebatang pohon kurma di arah kiblat masjid, lalu beliau bersandar ke pohon tersebut dalam keadaan marah. Di antara jamaah terdapat Abu Bakar dan Umar, namun keduanya takut berbicara. Orang-orang yang suka cepat-cepat telah keluar sambil berujar, “Shalat telah diqoshor (dipendekkan).” Sekonyong-konyong Dzul Yadain berdiri seraya berkata, “Wahai Rasulullah, apakah shalat dipendekkan ataukah anda lupa?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menengok ke kanan dan ke kiri, lalu bersabda, “Betulkan apa yang dikatakan oleh Dzul Yadain tadi?” Jawab mereka, “Betul, wahai Rasulullah. Engkau shalat hanya dua rakaat.” Lalu beliau shalat dua rakaat lagi, lalu memberi salam. Sesudah itu beliau bertakbir, lalu bersujud. Kemudian bertakbir lagi, lalu beliau bangkit. Kemudian bertakbir kembali, lalu beliau sujud kedua kalinya. Sesudah itu bertakbir, lalu beliau bangkit.” (HR. Bukhari no. 1229 dan Muslim no. 573)

Landasan hadist yang Ketiga:


3. Hadits Abu Sa’id Al Khudri, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا شَكَّ أَحَدُكُمْ فِى صَلاَتِهِ فَلَمْ يَدْرِ كَمْ صَلَّى ثَلاَثًا أَمْ أَرْبَعًا فَلْيَطْرَحِ الشَّكَّ وَلْيَبْنِ عَلَى مَا اسْتَيْقَنَ ثُمَّ يَسْجُدُ سَجْدَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يُسَلِّمَ فَإِنْ كَانَ صَلَّى خَمْسًا شَفَعْنَ لَهُ صَلاَتَهُ وَإِنْ كَانَ صَلَّى إِتْمَامًا لأَرْبَعٍ كَانَتَا تَرْغِيمًا لِلشَّيْطَانِ

“Apabila salah seorang dari kalian ragu dalam shalatnya, dan tidak mengetahui berapa rakaat dia shalat, tiga ataukah empat rakaat maka buanglah keraguan, dan ambilah yang yakin. Kemudian sujudlah dua kali sebelum salam. Jika ternyata dia shalat lima rakaat, maka sujudnya telah menggenapkan shalatnya. Lalu jika ternyata shalatnya memang empat rakaat, maka sujudnya itu adalah sebagai penghinaan bagi setan.” (HR. Muslim no. 571)

Tata Cara Sujud Sahwi


Cara melakukan sujud sahwi, mengenai gerakannya sama persis dengan melakukan sujud normal/biasa dalam semua shalat yang biasa kita lakukan, yang membedakan dalam hal waktu yaitu dilakukan sebelum salam, dan bacaan yang dibaca disaat sujud sahwi adalah sebagai berikut:

Bacaan ketika sujud sahwi

Tulisan sujud sahwi bahasa Arab:
سُبْحاَنَ مَنْ لاَيَناَمُ وَلاَيَسْهُ

Tulisan sujud sahwi Latin:
Subhaana man Laayanaamu Walaayashu
Arti bacaan sujud sahwi: "Maha suci Dzat yang tidak pernah tidur dan lupa"

Demikianlah sahabat Perjalanandoa tentang postingan kita kali ini mengenai sujud sahwi dengan judul: Hukum, Sebab dan Cara sujud Sahwi bergambar beserta Arti bacaanya, semoga bisa menjadikan wasilah amal jariyah kebaikan buat kami khususnya, umumnya sebagai ladang amal yang berpahala di sisi Allah SWT. Aamiin

Link Video Tata Cara Sujud Sahwi:


Salam

Perjalanandoa
Print Friendly and PDF

1 Response to "Hukum, Sebab dan Cara sujud Sahwi bergambar beserta Arti bacaanya "