AKU LAHIR DAN AKU BATIN
Dalam praktek mengalami pengalaman spiritual, bukan hanya dibahas dan menjadi pengetahuan, hal yang menurut pengalaman saya penting (belum tentu di jalur yang lain ini penting) adalah bisa membedakan dan bisa MERASAKAN LANGSUNG bedanya, antara aku lahir dan aku batin.
Aku lahir itu meliputi badan, pikiran dan perasaan yang ditandai dengan hasrat lahiriah, hasrat untuk bersenang-senang, hasrat untuk memenuhi kebutuhan tubuh yaitu makan dan minum, hasrat untuk memenuhi kebutuhan pikiran yaitu pujian, dkk, hasrat untuk memenuhi kebutuhan perasaan yaitu bersenang-senang, bergembira ria.
Di sini ada kata aku, aku ini yang mana? coba tanya ini ke hati, "aku adalah badan, benar atau salah?", maka seakan ada jawaban dari hati, misalnya, "iya aku badan", itu perasaan sebagai aku. Atau bisa juga tanya ke perasaan, "mana ya rasa aku ini, perasaan aku ini yang mana rasanya?", niatkan untuk mencari di hati, bukan di pikiran, maka akan ketemu ini aku, ini nafsuku, ini rasa marah, ini rasa iri, ini rasa suka, ini rasa sayang, dan ini rasa aku.
Kembali ke pembahasan, kalau tadi aku lahir, sekarang aku batin. Aku batin ini aku yang malas dengan kesenangan lahiriah, dia senang kenikmatan batiniah, dia malas dengan kenikmatan badani, pikiran dan perasaan. Aku batin adalah aku yang merasa tidak butuh dengan kenikmatan badan, pikiran dan perasaan. Dia udah nikmat dengan dirinya sendiri, inilah yang dimaksud dengan rasa bahagia, rasa nikmat apa adanya, rasa nikmat tanpa harus ketemu makan enak, tanpa harus ada pujian, tanpa harus senang, aku batin bisa bahagia walau pun badan sakit, pikiran merasa dihina, perasaan sedang marah, aku batin bisa tetap bahagia, karena dia bisa memproduksi bahagia sendiri, munculah bahagia tanpa syarat, gak harus badan sehat, pikiran enak, perasaan senang sebagai syarat, aku batin bisa tetap bahagia.
Nah, perjalanan ke dalam batin, merasakan langsung sensasi spiritual, harus bisa membedakan ini, minimal bisa membedakan mana perasaan senang, dan mana perasaan bahagia. Sebab rasa senang ada syaratnya, sedang rasa bahagia gak ada syaratnya.
Salam - Perjlanan Doa
0 Response to "AKU LAHIR DAN AKU BATIN - Kang. Sarman"
Posting Komentar