Perjalanan Doa - Semua Sudah Benar Adanya, Tindakan Jahat Juga Benar. Semua sudah benar adanya, bahkan tindakan jahat pun sudah benar adanya.
Ketika seseorang melakukan kejahatan, ada banyak rangkaian urutan yang terjadi pada pikiran dan perasaannya sehingga dari rangkaian itu hasil akhirnya membuahkan tindakan jahat.
Sebut saja, singkatnya, tindakan itu dimulai oleh munculnya secara tiba-tiba sebuah perasaan. Ingat munculnya perasaan ini tiba-tiba, tidak ada pilihan, ini muncul dengan tiba-tiba.
Misalnya, ketika melihat peluang korupsi, bagi seorang koruptor akan tiba-tiba muncul perasaan INGIN MENGAMBIL UANG yang bukan hak, perasaan ini tiba-tiba muncul, bukan hasil dari pilihan. Perasaan ini muncul bisa saja disetiap orang, tapi dengan kadar yang kecil sehingga masih bisa di rem oleh pikiran-pikirannya yang tiba-tiba juga muncul di kepala.
Baca Juga: Cara Membuat Wanita Nyaman Saat PDKT Lewat Chat
Jadi, pertama yang perlu kita garis bawahi adalah sebelum berbuat jahat ada perasaan yang muncul tiba-tiba, dan tidak bisa memilih, karena tidak bisa memilih maka dia tidak layak disalahkan, kalau tidak salah maka dia benar. Maka jika seseorang merasakan sesuatu dorongan untuk melakukan tindakan kejahatan dia tidak layak disalahkan KARENA SUDAH MERASAKAN ITU karena munculnya perasaan itu bukan pilihan dia. Merasakan dorongan kejahatan adalah benar karena tidak bisa memilih.
Kedua, sebelum sebuah perasaan berbuah jadi tindakan dia akan disaring dulu oleh pikiran, berupa nilai-nilai, prinsip-prinsip pribadi dan lain-lain. Jadi, sebuah perasaan jahat belum tentu jadi tindakan jahat kalau berhasil difilter oleh pikiran-pikiran yang baik.
Nah, masalah lain, bisakah kita memilih untuk punya pikiran baik? Bisa dong. Yakin bisa?
Nah, mari kita perhatikan. Misal seorang anak lahir dari seorang penjahat, koruptor misalnya, apakah itu pilihan dia?
Nah, kebanyakan koruptor walau kecil-kecil yang saya temui, menganggap korupsi itu wajar, ya gpp, ya itu perbuatan salah tapi banyak yang melakukan jadinya dia menganggap tidak apa-apa untuk dilakukan.
Nah, kembali ke anak yang lahir dari koruptor tadi.
bahwa dia anak seorang koruptor, dia tidak bisa disalahkan, karena dia tidak bisa memilih, jadi tidak salah, karena tidak salah maka jadi benar.
Selanjutnya, karena lahir di keluarga koruptor yang menganggap tindakan korupsi itu boleh-boleh saja dilakukan, dan itulah nilai hidupnya terhadap tindakan korupsi. Nah, apakah anak itu bisa memilih kata-kata yang dikatakan ayahnya tentang korupsi, nilai-nilai ayahnya tentang korupsi, prinsip-prinsip ayahnya tentang korupsi dan lain-lain yang menjadikan nilai-nilai dalam pikirannya tentang korupsi. Tidak bisa memilih, bukan? Nah, karena tidak bisa milih atas informasi yang dia punya, maka dia tidak bisa disalahkan atas informasi yang dia punya, karena tidak salah maka dia benar.
Baca Juga: SEBUT NAMANYA SATU KALI, dia akan mengemis cinta pada anda, doa agar dia mencintai kita.
Maka karena munculnya perasaan secara tiba-tiba itu bukan pilihan dan ketika kecil yang mana adalah inti dari pembentukan nilai-nilai kita tidak bisa memilih, maka tindakan jahat sebagai hasil dari perasaan dan pikiran juga tidak bisa memilih, karena tidak bisa memilih maka tidak bisa disalahkan, karena tidak salah berarti benar. Jadi tindakan jahat itu benar adanya.
Note. Tujuan dari semua sudah benar adanya adalah supaya tidak perlu ada yang disalahkan, tapi sayangi aja. Tidak menyalahkan orang lain, dan tidak menyalahkan diri sendiri, hukuman tetap jalan. Sebab di atas kebenaran ada kebijaksanaan, perbuatan jahat itu benar, tapi bukan tindakan bijak. Jadi karena sudah bertindak tidak bijak tetap harus tanggungresiko, termasuk resiko dihukum, tapi cukup dihukum, tidak untuk disalahkan.
By. Kang Sarman
Salam - Perjalanan Doa
0 Response to "Semua Sudah Benar Adanya, Tindakan Jahat Juga Benar??!!"
Posting Komentar