Perjalanan Doa - Ceramah Zainudin MZ - Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Alhamdulillah Sahabat Ceramah Kh. Zainudin. Tanpa terasa kita sudah sampai pada postingan kesekian kalinya, agar pas sama momen nya alangkah baiknya kami sekarang memposting Ceramah Zainudin MZ yang membahas tentang Puasa, karena sebentar lagi InsyaAllah kita akan menyambut datangnya bulan agung tersebut, untuk mempersingkat waktu baiklah silahkan lanjutkan membacanya ceramah KH Zainudin MZ Alm. dengan judul Puasa Ramadhan (Bagian 1):
Ceramah Zainudin MZ - Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.. Alhamdulillah Kaum Muslimin yang saya cintai, Romadhon adalah Madrasah atau sekolah, tempat dimana kita banyak sekali pelajar tentang hidup dan kehidupan, supaya kita lebih siap menghadapi hidup, supaya kita punya wawasan, supaya kita mampu melihat persoalan jauh ke depan, supaya kita tidak tercekat pada keuntungan sesaat, tapi merugikan jangka panjang.
Malam ini saya ingin mengajak kita semua melihat kurikulum Rohmatan, Pelajaran apa yang diberi hanya kepada kita di hari pertama Romadhon, mengajarkan kita menjadi orang-orang yang kuat dan bahan uji, Ini zaman dimana persaingan, pak.. Jangan kan jadi pejabat tinggi, jangankan jadi pengusaha, sekarang ini jadi Kiai saja kalau tidak sanggup bersaing, ini bahasa kasar Tapi jujur.
Ini akibat persaingan yang semakin tajam, orang sering kehilangan kesabaran, Pengen cepat kaya lalu tidak sabar makan rentenir, nipu orang, buka peternakan tuyul, korupsi karangan ikan, lagi Buloget Jilid II.
Bulog sedang mengarah kepada ketua DPR, kita lihat hasilnya. Tentu saja kita prihatin karena kita tahu ekonomi kita sedang sulit, hutang melilit leher, tetapi pada sisi lain kita melihat enak saja uang mengalir puluhan Miliar untuk sesuatu yang tidak terkait dengan kepentingan rakyat, karena itu, puasa mendidik kita sabar, biar lapar melilit perut, Haus mencekik tenggorokan, kalau magrib belum datang Jangan sentuh makanan, jangan ambil minuman. Sabar!. betul!, ada waktunya.
Lalu lintas macet karena kendaraan besar tidak mau ngalah, kendaraan kecil tidak tahu diri, antrian di pasar kacau, karena yang sudah dapet nggak mau minggir, yang dibelakang dorong-dorong. Judulnya dimanapun antrian kalau sudah dapat kau dapat lagi pasti kacau, dibelakang yang nunggu kelamaan akhirnya saling dorong-dorongan, kacau lah kehidupan sosial ini.
Puasa melatih kita sabar, karena sebagai bangsa kita punya latar belakang sejarah kita ini bangsa yang ditempuh oleh segala macam kesulitan, kita 350 tahun dijajah Belanda, sulit. Setelah merdeka kita dirongrong oleh berbagai macam pemberontakan masa, lalu PKI berontak rusak lagi, lalu berdiri Orde Baru, lama-lama, belum lagi orde baru selesai, muncul lagi reformasi, masih susah juga kita sebagai bangsa, bangsa yang ditempuh oleh kesulitan, bangsa yang tahan banting dan bukan bangsa yang cengeng.
Karena itu mari kita menjadi diri kita, kita akan gagal kalau kita mau jadi orang lain, kita akan gagal kalau kita info yang paling orang lain, jadi lah kita diri kita sendiri, sabar, ulet, dan tahan uji, inilah kurikulum pertama dari pelaksanaan ibadah puasa, sehingga dengan dibekali sifat sabar kita bisa mengendalikan diri.
Manusia hebatnya ya, ayo kita banding-bandingkan malaikat, binatang dan manusia. kalau malaikat tidak diberi nafsu hanya diberi akal, Kalau malaikat tidak pernah salah wajar.
sahabat ceramahkhzainudinmzalm.blogspot.co.id demikianlah postingan kita kali ini, dengan tema ceramah KH Zainudin MZ Alm. dengan judul Puasa Ramadhan (Bagian 1), insyaAllah kita akan lanjutkan pada postingan selanjutnya yaitu Ceramah Zainudin MZ dengan judul Puasa Ramadhan (Bagian 2).
Alhamdulillah sahabat, tidak terasa kita sudah akan melanjutkan postingan kita sebelumnya yaitu: Puasa Ramadhan Bagian 1 | Ceramah KH. Zainudin MZ, Alm. Mari kita lanjutkan untuk membaca postingan selanjutnya: Puasa Ramadhan Bagian 2
Saya mau cerita saja, mau denger enggak?.. "MAU!". ini tentang Istiqomah, dalam satu pertempuran Jenderal Salahuddin Al Ayyubi bersama tentara-tentaranya, tentara ISLAM, pernah mengalami kekalahan, karena kalah, banyak yang ditahan jadi tawanan orang-orang kafir, beberapa perwira dan banyak opsir.
Tercatat lah ada tiga orang opsir jadi tawanan Raja kafir ini, satu hari Raja kafir musyawarah dengan perdana menterinya:
Tuan Raja: perdana menteri!..
Perdana Menteri: saya tuan raja
Tuan Raja: Tentara ISLAM ini enaknya diapain?.
Perdana Menteri : Enaknya sih dibunuh saja tuan raja selesai urusan!.
Tuan Raja : Soal bunuh sih gampang perdana menteri
Perdana Menteri : Maksud tuan raja?.
Tuan Raja : Bujuk saja mereka supaya meninggalkan ISLAM sebagai Agama mereka, dan mau mengikuti dan menganut Agama kita, katakan sama mereka bagi yang manu mengikuti Agama kita nanti saya kasih hadiah.
Perdana Menteri : Baiklah Tuan Raja, besok akan saya adakan sidang untuk ketiga Opsir tentara ISLAM ini ditempat terbuka.
Akhirnya tiba besok hari ketiga Opsir disidang oleh perdana menteri di tempat terbuka, mula-mula dipanggil opsir pertama:
Perdana Menteri: Opsir pertama!.
Opsir Pertama: Ia perdana menteri
Perdana Menteri : Sinii!..
Opsir Pertama: Baik Perdana Menteri
Perdana menteri: kamu tahu kamu siapa?.
Opsir pertama: Tahu!, Saya Tawanan.
Perdana menteri : kamu mau nggak ikut saya bersama tuan raja?, meninggalkan Islam agamamu, menghianati saudara-saudaramu, tanah airmu, keyakinanmu, ikut dengan saya tinggalkan Islam, nanti kamu akan saya angkat jadi pejabat tinggi, gaji cukup, rumah bagus, kendaraan bagus, istri cantik!. Tapi kalau kamu menolak kamu akan saya bunuh!!.
Opsir pertama: Tuan Perdana Menteri, apa anda menyangka selama ini saya berjuang karena kepengin kedudukan yang tinggi, tuan menyangka saya berjuang ini karena kepengen harta yang banyak, jaminan Hari depan yang memadai, tidak Tuan Perdana Menteri!.
saya tinggalkan keluarga, kampung halaman, sanak famili, handai taulan, karena mengharap ridho Allah Subhanahuwata'ala, kami tidak mau meninggalkan Islam.
Perdana menteri : Tidak??!!. Kamu akan saya bunuh!.
Opsir pertama : Silahkan!.
Perdana menteri: Kamu tidak takut mati?
Opsir pertaman: Tidak!.
Perdana menteri : Kamu berani?.
Opsir pertama : Dari kemarin!. Apa dikira baru sekarang saya berani Perdana Menteri, Saya berharap memang saat-saat seperti. Ibadah Saya sedikit, sholat saya kurang, puasa saya kurang, barangkali dengan jihad saya, bersimbah darah, mati di tangan Tuan, Allah akan mengampuni dosa-dosa saya, mendapat tiket untuk mencapai keridhoanNYA.
Kalau ini Tuan anggap gila saya, bisa berbuat lebih gila dari ini!.
Perdana menteri: Saya bunuh kamu ini!..
Terlepas kepalanya, kepalanya lepas dari badan baca ayat Qur'an, sampai Perdana Menteri bingung, mikir-mikir, ini ada kepala ngaji, ayat yang dibaca:
Yaa ayyatuhan nafsul muthmainnah irji’ii ilaa Rabbiki raadhiyatan mardhiyyah Fadkhulii fii ‘ibaadii
wadkhulii jannatii
“Hai jiwa yang tenang Kembalilah kamu kepada Tuhanmu dengan hati puas lagi diridhai Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu, Maka masuklah ke dalam surga-Ku.”
Bibirnya tersenyum, karena keyakinan dan kedudukan yang tinggi.
Kemudian Opsir yang kedua dipanggil:
Perdana Menteri : Kamu sudah lihat temanmu yang barusan sudah mati kan?. kamu bagaimana? masih mau tetap berjuang untuk Islam, atau ikut dengan kami, jabatan tinggi, kedudukan tinggi, rumah bagus, bagaimana? atau mati? seperti teman kamu barusan?. sudah kau pikir?
Opsir kedua: Sudah Perdana Menteri, sudah-sudah jangan pura-pura baik!.
Perdana menteri : Maksud kamu apa?.
Opsir kedua: Saya sudah tidak sabar, mau nyusul teman saya yang barusan ini, saya tidak sabar membayangkan bagaimana dia disambut oleh malaikat di surga, disambut oleh para bidadari di surga, menggapai ridho Allah Perdana Menteri.
Perdana menteri geleng-geleng kepala, opsir pertama masih mau diajak ngomong, tapi yang opsir kedua ini tanpa basa-basi. ditebas lagi lehernya, jatuh kepalanya ketanah, dan yang opsir kedua inipun saya kepalanya mengaji.
Ayat yang dibacapun sama, mereka memandang bibirnya senyum, matanya terpejam, dan dia mati dengan cara dengan Khusnul Khatimah, tidak taku mendapatkan sakit, karena punya keyakinan, istiqomah dalam perjuangan.
Opsir ketigapun mendapat giliran dipanggil dan dihadapkan ke Perdana Menteri.
Perdana menteri : Kamu lihat nasib seorang teman kamu!, mati kan?, kamu mau seperti dia?
Opsir ketiga : Saya tidak mau mati, daripada mati kan lebih baik hidup.
Perdana menteri : Kamu mau ikut saya? mau rumah, kendaraan mewah, istri yang cantik?
Opsir ketiga : Mau Perdana Menteri, Saya mau daripada tidak jadi apa-apa, lebih baik jadi apa-apa, daripada tidak punya apa-apa, lebih baik punya apa-apa.
Perdana menteri : Oh jadi kamu, selamanya berjuang karena mau cari apa-apa? nanti saya mau kamu sama Raja diangkat jadi Bupati, bagaimana? tunggu!.
Perdana Menteri laporan kepada Tuan raja, dia menyampaikan kepada tuan raja
Perdana menteri : Tuan raja yang ketiga kelihatannya baik, ini dia mau mengkhianati teman-temannya, tanah airknya, keyakinannya, menghianati meninggalkan agamanya, yang mau ikut kita, kita angkat jadi pejabat bagaimana?
Tuan raja tersenyum lalu bicara:
Tuan Raja: Soal angkat mengangkat si gampang Perdana Menteri, cuma saya pikir-pikir opsir yang ke 3 ini kok tega-teganya menghianati temannya sendiri, imannya, kayakinannya, sebangsa setanah air dikhianati, karena mengejar jabatan dan harta, kedudukan.
Orang itu Perdana Menteri, kalau sudah mau menghianati saudaranya sendiri, apalagi orang lain, ini opsir ketiga ini, coba kamu bayangkan temannya sendiri saja dikhianati, nanti kalau ada kesempatan kita ditikam dari belakang!.
Perdana menteri: Jadi bagaimana Tuan Raja? Kalau saya lihat opsir pertama dan kedua yang sudah mati itu, itu orang hebat tuan raja, punya pendirian, Istiqomah.
Tuan Raja: Kalau bisa yang dua itu dihidupin lagi!.
Perdana Menteri: Hidupin Bagaimana Tuan Raja? sudah kadung mati, jadi bagaimana ya?
Tuan Raja: Opsir ketiga ini, bodoh!. orang bodoh buat apa dipiara, benalu, jadi duri di kaki nanti, bunuh!!.
Perdana Menteri: Baik tuan raja!.
Perdana Menteri kembali menemui opsir ketiga.
Opsir ketiga: Siap perdana menteri saya jadi Bupati!.
Perdana menteri : bupati-bupati modar sampeyan, meninggalkan agamamu, hanya demi jabatan tinggi kamu rela menghianati tanah airmu, kamu tidak punya pendirian, saudaramu sendiri satu keyakinan kamu khianati, apalagi orang lain, potongan kayak kamu kalau jadi pejabat, rusak negara!.
Opsir ketiga : Jadi?!. Saya mau dibunuh Tuan Perdana Menteri?
Perdana menteri : Ya kamu, mau dibunuh!
Akhirnya opsir ketiga ini tidak jadi apa-apa dan tidak mendapatkan apa-apa, seandainya nanti kalau dia menjadi pejabat, bisanya paling-paling kerjanya memperkaya dirinya sendiri, paling banter keluarganya dan golongannya, rakyat tetap saja tidak terurus.
Hadirin hadirot yang berbahagia saya akan lanjutkan cerita ini nanti, Insya Allah pada bagian ketiga: Puasa Ramadhan (Bagian 3) Ceramah KH. Zainudin MZ.
Perjalanan doa – Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, terimakasih kepada teman-teman semua, terutama yang masih setia mengunjungi blog ini. Setelah kita sebelumnya memposting tentang Ceramah KH Zainudin MZ – Tema: Puasa Ramadhan Bagian 2
Kali ini kita akan teruskan posting kita Ceramah KH Zainudin MZ – Tema Puasa Ramadhan Bagian 3
Perdana Menteri : Paling-paling kalua jadi pejabat tinggi kerjamu cuma “membuka, meresmikan, berkunjung”. “berkunjung ,meresmikan, membuka”. “membuka, meresmikan, berkunjung”. Mau kapan kamu ngurus rakyatnya?.. Bejat kamu!,
Opsir ketiga : jadi saya dibunuh?
Perdana Menteri: Iyalah!, pasti kamu dibunuh!.
Opsir ketiga: kalau saya mau dibunuh, saya mau masuk Islam lagi ah.
Perdana Menteri: Terserah mau Islam lagi, mau tidak, kamu tetap akan dipotong.
Opsir ketiga: saya mau mengucapkan syahadat dulu.
Perdana menteri: Ayo cepat!..
Opsir ketiga: Ashadu A….
Tidak tuntas mengucapkan syahadat, tidak tuntas mengucapkan syahadat, golog algojo keburu sampai ke lehernya. Darah mancur, kepala pisah dengan badan, ketika kepala jatuh ketanah, kepala ngaji lagi, dia juga bisa mengaji, wong dia bekas santri, cuma ayat yang dibaca lain sama dua temannya.
Ayat yang dibacanya artinya “Orang yang sudah mendapat vonis akan mendapat adzab, bisakah dia menyelamatkan dia dari neraka”, bertahun-tahun berjuang dibawah bendera ilsam, untuk kejayaan Islam, tetapi di akhir hayatnya dia tergoda oleh kedudukan dan harta, oleh jabatan dan pangkat, dia bergeser imannya.
Imannya rapuh, hilang istiqomahnya, lalu ia tinggalkan agamanya, lalu dalam keadaan seperti itu dia meninggal. Dia Syu’ul Khotimah. Naudzubillah.
0 Response to "hikmah, keutamaan dan manfaat puasa ramadhan - ceramah Zainudin mz"
Posting Komentar