kunci sukses mendidik anak dalam islam - ceramah zainudin mz

Perjalanan Doa - para pembaca setia kumpulan ceramah KH Zainudin MZ yang budiman, pada postingan kali ini menyampaikan ceramah KH Zainudin MZ dengan Judul: Cara Mendidik Anak - Bagian 1

Mari kita simak: Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!.. Bismillahir rahmanir Rahim, Alhamdulillahirobbil alamin, washolatu wassalamu 'ala asrofil ambiya iwal mursalin, sayyidina wamaulana muhammdin, wa'ala alihi wasohbihil mujahidina thohirin amma ba’du.

Saudara kamu muslimin seiman dan  sekeyakinan yang berbahagia, pada suatu hari seketika sedang berkumpul dengan para sahabat, Rasulallah pernah memberikan peringatan, beliau bersabda “pada sutu saat nanti akan datang ditengah-tengah kamu wahai umat-umat islam, dimana orang-orang disekeliling kamu akan bersatu mengelilingi kamu seperti bersatunya orang-orang mengerumuni makananan diatas meja hidangan.


Ceramah KH Zainduin MZ - Cara Mandidik Anak

Akan datang suatu saat nanti dimana kondisimu dikepung sedemikian rupa, yang barat mau menerkam, yang timur mau menghantam, yang selatan mau menginjak-nginjak, yang utarapun mau menjelajah, kondisimu seperti makanan diatas meja hidangan.

Sebagian sahabat merasa heran dan terkejut, lalu mereka bertanya. "Apakah jumlah kami pada waktu itu sedikit ya Rasulallah?", kami sampai dikepung sedemikian rupa,

Rasul menjawab: Sama sekali tidak, kamu tidak sedikit pada saat itu, bahkan jumlahmu sangat banyak, kamu adalah mayoritas, tetapi keadaanmu saat itu persis seperti buih dilautan. Banyak tetapi centang perenang, banyak tetapi tidak punya daya dan kekuatan, banyak tetapi dipermainkan gelombang lautan, dihempaskan ketepian pantai tanpa punya makna dan arti.

Kondisimu pada saat itu kwantitas yang tanpa kwalitas, hingga orang lain enak saja mengepung kamu, akidahmu didangkalkan, dibanjiri dengan peradaban dan kebudayaan yang menjauhkan dari Agama, dari segi maksiat dan mungkarot seluruhnya mengepung sampai kita melepaskan nilai-nilai islam kita ini.

Dan celakanya sambung rasul: akan dicabut kehebatanmu dimata musuh-musuhmu, hingga pada saat seperti itu orang lain memandangmu umat Islam enteng saja,  remeh saja, tidak ada apa-apanya. Sudahlah pokonya umat Islam sikat saja!.

Umat islam enteng!, umat islam kecil!, umat islam tidak ada apa-apanya!.

Alangkah ironinya, alangkah menyedihkannya. Memilukan sekaligus memalukan, umat yang mayoritas ini dipermainkan oleh yang minoritas, umat yang jumlahlah terbesar, terbanyak bahkan konon menurut catatan sampai 90% tapi dipermainkan oleh mereka, kelompok-kelompok kecil ini.

Pada saat itu dihatimu dicampakanlah penyakit wahn, sahabat kemudian bertanya!. apakah penyakit wahn itu ya rasul?..beliau menjawab: terlalu cinta kepada dunia dan terlalu takut kepada mati, materialistis dan takut resiko.

dua penyakit inilah yang menyebabkan walaupun umat islam ini mayoritas tapi dipermainkan oleh yang minoritas, walaupun dia golongan terbesar tapi nasibnya seperti makanan diatas meja makan. dari segalam macam penjuru mau menghantam dia.

 Saudara kaum muslimin yang berbahagia!. ini merupakan analisa sosial bahwa pada suatu saat nanti akan terjadi ditengah-tengah umat dimana kita dihantam dan serbu dari bebagai penjuru, akidah didangkalkan peradaban dan kebudayaan dirusak, makanan dan minuman diracuni, pakaian ditelanjadi dan lain sebagainya. Sampai kita melepaskan nilai Islam yang kita cintai ini.

Kondisi sosial ini suatu saat akan datang kepada kita, demikian analisa dan peringatan dari Rasullalah salallahu alaihi wasallam. marilah kita sekarang melihat! adalah benar bahwa dijaman sekarang kita insyaAllah tidak akan mengalami Perang Badar sehebat yang dialami oleh Rasul dan para Sahabatnya.

Tetapi sesungguhnya perang yang kita hadapi jaman sekarang ini, tidak kalah hebatnya dengan perang badar, tidak kalah dasyatnya dengan perang uhud, tidak kurang ngerinya dari perang hondak. Hanya saja yang kita hadapi sekarang ini bukan ujung pedang, bukan ujung tombak, bukan ujung panah, yang kita hadapi sekarang ini adalah perang aqidah, perang ideologi, perang mempertahankan keyakinan, yang kalau kita kalah sekarang, kita memang masih beragama, tetapi anak kita, cucu kita, generasi yang akan hidup 5, 10, 20, 30 tahun yang akan datang?. Wallahua'lam bishowab!!.

Islam tidak mungkin hilang dari dunia, tetapi tidak mustahil Islam gulung tikar dari desa kita, tapi tidak mustahil Islam gulung tikar dari kampung dan kota kita, jikalau kita tidak menjaganya, jikalau kita tidak memeliharanya, bahkan jikalau kita tidak mewariskannya kepada anak-anak kita generasi yang akan datang.

Marilah kita mengingat sejenak bagaimana islam di Spayol, yang pernah jaya mewarnai daratan Erofa dan yang sekarang hanyal tinggal ceritanya saja, ini pernah diperingatkan oleh Rasul dalam satu hadits: "Akan datang satu masa ditengah umatku, dimana masa itu islam ada tapi hanya tinggal sekedar namanya saja, dan Qur'an pun ada tetapi hanya tinggal sekedar tulisannya saja."

Apabila kita kini tidak mewariskannya kepada generasi yang akan datang, maka serbuan-serbuan dari berbagai penjuru dari hari-kehari semakin kita rasakan kehebatannya. tidak mustahil sejarah Spayol akan terjadi didesa kita, akan terjadi dikampung kita, akan terjadi dikota kita. 

Orang spanyol kalau mereka cerita kepada anaknya, mereka cerita "Nak!. disini dulu ada mesjid!!.
Kapan Pak?.. Dulu!!.., Dulu bener dah!. Banyak orang Islam kalau hari Jumat pada sembahyang, Kapan itu Pak??.. Dulu!!!..Dulu sekali!!, Sekarang??: Sekarang cuma tinggal sekedar ceritanya saja.

Bukankah sesuatu yang sangat tidak mustahil, kalau kita tidak menjaga dan mewariskan Islam ini kepada generasi yang akan datang, makan serbuan-serbuan akan meperoleh hasil yang inginkan oleh para penyerbu itu tadi, kita sudah menjadi Umat yang mayoritas, tetapi ummat yang mayoritas ini menurut Rasul dikepung sedemikian rupa!, Akidahnya didangkalkan, Peradaban dan kebudayaannya ditekan sedemikian rupa, kehiduoan sosialnya dibuat individualis, kemudian dari pergaulan, pakaian, makanan, minuman dan sebagaimnya diracuni.

Sampai dia tidak lagi berpegang teguh kepada Agamanya, dan dikala itu hilang kehebatan ummat ini dimata musuh-musuhnya, orang lain memandang kita ringan saja, enteng saja, satu ummat yang sudah kehilangan wibawa, padahal konon kita kabarnya mayoritas, tapi enak saja kutak-kutik orang lain, dan dikala itu dihati kita merajalela penyakit wahn, penyakit wahn itu apa?..

Pertama: Terlalu cinta kepada Dunia, yang menyebabkan kita lupa, lupa kepada tanggung jawab dan kewajiban, lupa mewariskan Islam kepada generasi yang akan datang, kita hnay berlomba dan berlomba hanya untuk mengejar dunia dan segala isinya. baik dia bernama materil, baik dia bernama seksuil, baik dia bernama pangkat jabatan dan kedudukan, berlomba-lomba kita didalamnya, sampai tercampaklah penyakit terlalu cinta kepada dunia didalam hati ini, berurat dan berakar dunia itu, sulit dan berat kita berpisah dari padanya, kemudian kemauan untuk berbuat demikian atas nama agama sangat sulit terwujud didalam kehidupan ini.

Kedua: Terlalu takut kepada mati, baik mati ajal mati dalam artian yang sebenarnya, baik mati usahanya, baik mati karirnya, baik mati pangkat dan jabatannya, hingga yang demikian jadilah kita menjadi ummat yang kehilangan wibawa dimata orang lain.


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh, setelah sebelumnya kami menyampaikan tulisan Ceramah KH Zainudin MZ dengan judul Cara Mendidik Anak - Bagian 1. Maka kami ini kita teruskan tulisan kutifan dari ceramah tersebut dibawah ini:

Ceramah KH Zainudin MZ - Cara Mendidik Anak


Ceramah KH Zainudin MZ - Cara Mendidik Anak - Bagian 2. Selamat Membaca!.

Saudara kaum muslimin rokhimakumullah.. Saya katakan tadi perang yang kita hadapi dijaman sekarang, adalah perang akidah!. perang menhadapi perabadan dan kebudayaan yang menghancurkan moral daripada anak-anak kita, perang menghadapi banjirnya maksiat dan mungkarot, yang ditengah-tengah itu disamping menjaga diri dan keluarga, kita juga berkewajiban menjaga anak-anak kita generasi yang akan.

Mendidik dan mengarahkan mereka sesuai yang dikehendaki oleh Allah SWT, oleh sebab itu pada pertemuan kita kali ini yang kan kita bicarakan adalah: Bagaimana idealnya seorang muslim lebih dahulu memberikan pendidikan kepada anak-anaknya. Ditengah satu situasi dan kondisi , dimana serbuan datang silih berganti melanda dan menghantam ummat islam kemana anak-anak kita ini harus kita arahkan?.

Karena kita orang tua mempunyai tanggung jawab, anak adalah amanah menyia-menyiakan amanah adalah dosa, dan dosa itu merupakan satu yang besar, bahkan orang tua bisa saja masuk neraka kalau tidak bertanggungjawab tehadap anak-anaknya.

Satu riwayat menjelaskan ada orang sholeh, ngajinya cukup, sholatnya cukup, puasanya cukup, zakatnya cukup, dimana ada majlis taklim selalu hadir, baca qur'an hobbi, fitnah orang tidak pernah, tapi diakherat setelah disidang dia lebih banyak kebaikannya daripada kejahatannya, maka diapun dipersilahkan dan diperintahkan untuk masuk kedalam surga.

Giliran anaknya disidang, ditanya siapa Tuhanmu? Tidak tahu! siapa Nabimu? Tidak Tahu! Apa Kitabmu? Tidak Tahu! Kamu pernah Sholat? Tidak! Zakat? Tidak! Puasa? Tidak! Judi? Hobi! Zianh?: Tiap Malam!. Wah brengsek kamu! sementara kebaikan tidak ada, tapi keburukanmu berlipat ganda, Kamu neraka!!..

Tapi anak ini protes, benar saya tidak mengenal siapa tuhan saya, saya tidak siapa Nabi Saya, saya tidak tahu Kitab dan Kiblat saya, saya tidak sholat, tidak zakat, tidak puasa, tiap malam saya judi, saya zinah, saya mabuk, tapi saya kerjakan semua itu, karena saya tidak tahu!. Dan orang tua saya tidak pernah memberi tahu saya, dia enak-enakan hadir dimajlis taklim, saya nyekek botol didiamkan saja. Dia enak-enakan baca Qur'an saya zinah didiamkan saja.

Saya bukan tidak mau, tapi orang tua saya tidak pernah mendidik saya, dia mau benar sendiri, jadi jika sekarang saya masuk neraka. Maka saya menuntut orang tua saya mengajak mereka bergabung dengan saya kedalam neraka, gara-gara dia tuh saya menjadi seperti ini!. Orang tuamu yang mana? Tuh yang barusan mau masuk ke syurga!,

Ini orang tua yang barusan mau berangkat kesyurga dipanggil, sebentar dulu mas!, ini benar anak kamu? Ia benar!, Waktu didunia kamu tidak pernah ajarkan dia mengaji? Benar!, Sampai dia tidak mengenal Tuhannya, tidak kenal siapa Nabinya, tidak kenal Kitab dan Kiblatnya? Betul Pak.
Dia tidak sholat kamu diamkan saja, dia tidak zakat tidak puasa kamu bersikap masabodo? bahkan dia mabuk, dia zinah, dia judi kamupun berdiam diri saja? Benar Pak!, tahukah kamu bahwa anak itu adalah amanah? menyia-menyiakan amanah artinya khianat, dan khianat adalah dosa yang sangat besar, kamu tidak bertanggung jawab. Maka kamu dan anakmu silahkan untuk bergabung kedalam neraka!.

Saudara-sarudara kaum muslimin rahimakumullah!. itu sebabnya Allah benar-benar berpesan: "Hai orang-orang yang beriman jaga dirimu dan keluargamu dari api neraka", Kamu, anak dan istrimu dan orang-orang yang menjadi tanggung jawabmu dari siksa api neraka.

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Pada tulisan kali ini kita lanjutkan:  Ceramah KH Zainudin MZ dengan judul Cara Mendidik Anak - Bagian 3. Setelah pada postingan sebelumnya yaitu: Ceramah KH Zainudin MZ dengan judul Cara Mendidik Anak - Bagian 2. Mari kita Baca!.

Saudara-saudara kaum muslimin rohimakumullah..itu sebabnya Allah pesan benar-benar "Hai orang-orang beriman jaga dirimu dan keluargamu! Istri, Anak dan orang-orang yang menjadi tanggung jawab kewajiban kita, jaga dan pelihara mereka dari api neraka.


Ceramah KH Zainudin MZ - Cara Mendidik Anak

Saudara-saudara kaum muslimin lalu kalau kita orang tua yang hidup dijaman sekarang ini, sudah beristighfar, mengurut dada, melihat situasi membaca peta keadaan konon tantangan yang akan dihadapi oleh anak-anak kita 15, 20, 25 tahun yang akan datang jauh lebih berat daripada apa yang kita hadapi sekarang ini.

maka adalah wajar jika kita sebagai orang tua yang cinta kepada agama, cinta kepada anak-anak kita, mewariskan nilai yang luhur kepada anak-anak kita, generasi yang akan datang. Bagaimana pada mulanya kita harus mendidik mereka? mari kita telusuri apa yang dincontohkan oleh Alqur'annulkariim, orang-orang tua bijaksana yang diceritkan dalam Al-Qur'an kalau sudah berfikir anak-anaknya generasi yang akan datang, pendidikan pertama yang diberikan kepada anaknya ternyata adalah persoalan akidah.

Nabi Ibrahim AS pertanyaan yang sangat merisaukan buat anak cucunya adalah, dalam surat Al-Baqarah Ayat 133. "Kalau suatu saat nanti Aku ayahmu ini sudah tidak ada lagi, meninggalkan kamu semua, meninggalkan kehidupan dunia ini, Apa yang kamu sembah nak? jikalau ayah sudah tidak ada lagi!. Jikalau sekarang ayah masih rajin ke Mesjid melakukan Ruku dan sujud, i'tikaf dan membaca Qur'an. Kalau suatu saat ayahmu meninggalkan dunai ini, masihkah engkau mau masuk kedalam Mesjid? masihkan engkau Ruku dan sujud? masihkan engkau i'tikaf? masihkah engkau membaca Al-Qur'an? Apa yang akan kamu sembah? kalau aku ayahmu sudah tidak ada meninggalkan dunia ini?.

Ditanamkan bukan hanya keyakin bertauhid!. sekaligus menyembah kepada Allah yang kita yakinkan dengan tauhid itu, bukankah berbeda dengan kita kebanyakan orang tua sekarang?!. kita tidak pernah berfikir "Apa yang kalian sembah jika ayah orang tuamu ini sudah tidak ada?"  orang sekarang lebih berfikir pagi-pagi "Kalau bapak tidak ada kamu makan anak nak?" bukan nyembah apa yang kita pertanyakan, bukan nyembah apa yang kita khawatirkan, MAKAN APA NAAK? maka yang dicari lalu sekolah-sekolah yang bonafit, yang tidak perduli apakah itu merusak imannya, mematikan akidahnya, menghancurkan keyakinannya.

Yang penting ada jaminan masa depan, mudah mendapat lapangan kerja, akibatnya berduyun-duyun orang-orang tua muslim menyekolahkan anak-anaknya yang bukan disekolah-sekolah ISLAM. Yand nyata-nyata membayakan akidahnya, dididik dengan budaya dan kultur yang bertentangan dengan nilai-nilai agamanya, bukankah ini merelakan anak untuk dikafirkan?!, bukankan ini menyerahkan anak untuk ditulis menurut selera pendidik yang tidak sesuai dengan akidah yang dimilikinya?.

Kenapa kita tidak berfikir seperti Nabi Ibrahim? yang sebelum memberikan pendidikan kecerdasan, sebelum pendidikan matematika, IPS, PSPB dan disiplin ilmu lainnya, yang pertama ditanamkan "Mata'buduna memba'di", "Kalau ayahmu tidak ada kamu menyembah apa nak?" menyembah Allah? apa malah nanti menyembah harta? menyembah Allah apa nanti malah mendewa-dewakan Pangkat dan Jabatan nak? menyembah Allah apa malah nanti menyembah Alam? itu yang dikhawatirkan Nabi Ibrahim kepada generasi yang akan datang.

Dan itu seharusnya yang seharusnya mengkhawatirkan kita kepada generasi yang akan datang, lihatlah serbuan akidah dijaman sekarang ini, dimanfaatkan kemiskinan kita umat islam, diberikan kita tawaran berupa beras, pakaian, obat-obatan, kalau perlu beasiswa asal kita melepaskan keIslaman kita ini.

Bertahap sedikit demi sedikit, step by step. Dan harus saya ingatkan orang dijaman sekarang tidak mungkin menghantam Islam secara frontal, tidak mungkin menghantam islam terang-terangan, apalagi mengerahkan satuan militer, tidaak!! orang berhitung bagaimanapun kondisi umat islam merekan masih punya modal penting "Fanatisme Agama".

Api jihad segera berkobar! hanya maut yang bisa menghentikan orang yang dibakar dengan semangat jihad, orang tahu itu! betapa Uni Soviet kedodoran menghadapi mujahidin Aghanistan, yang disulut oleh semangat jihad yang berkobar, dengan persenjataan yang Primitif ketimbang persenjataan Uni Soviet, dan toh mereka pantang surut mundur kebelakang.



Print Friendly and PDF

0 Response to "kunci sukses mendidik anak dalam islam - ceramah zainudin mz"

Posting Komentar