Shalat Witir, Doa Shalat Witir Bahasa Arab-Latin Dan Terjemahannya

doa shalat witir


Shalat witir adalah shalat yang pelaksanaanya dilakukan pada waktu malam hari, waktunya tepatnya kira-kira sehabis waktu shalat isya, sampai dengan sebelum datang waktu shalat subuh. Dan shalat witir ini digolongkan hukumya kepada hukum shalat sunnah muakkadah menurut juhmur ulama. hal ini berdasarkan kepada Hadits dari Ibnu Umar yang berbunyi sebagai berikut:
عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ؛ قَالَ اجْعَلُوْا آخِرَ صَلاَتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْراً. متفق عليه
Dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam , beliau berkata: “Jadikanlah akhir shalat kalian di malam hari dengan Witir”. (Muttafaqun ‘alaihi))

Dalam hadits diatas sangat memerintahkan kepada kita, untuk selalu menutup setiap malam hari dengan melaksanakan shalat witir, dan hal ini merupakan rahasia besar kemanfaatan dari shalat witir tersebut sehingga timbul perintah untuk selalu menutup malam dengan melakukan shalat witir tersebut.

Shalat witir ini juga dilaksanakan dalam jumlah raka'atnya yang ganjil, selain pada waktu tersebut diatas shalat witir ini juga bisa dilaksanakan atau dilakukan sehabis shalat sunnah lainnya, contohnya setelah melakukan shalat tarawih dan shalat sunah tahajjud.

Dan hadits inilah yang menjadi dasar ungkapan pendapat yang disampaikan diatas:
إِنَّ اللَّهَ زَادَكُمْ صَلَاةً فَحَافِظُوا عَلَيْهَا وَهِيَ الْوَتْرُ أخرجه أحمد
Sesungguhnya Allah telah menambah untuk kalian satu shalat, maka jagalah shalat tersebut. Shalat itu ialah Witir. - HR Ahmad dan dishahîhkan Syaikh al-Albâni dalam Irwa` al-Ghalîl, 2/159.

1. Doa shalat witir


Dalam hal ibadah shalat dalam agama islam, selalu disertai doa yang mengiringinya. Begitu juga halnya dengan shalat witir, meski tidak ada tuntutan yang wajib mengenai doa shalat witir ini, tentu untuk menyempurnakan amal ibadah kita, sangat baik kita melengkapinya setiap shalat witir kita dengan doa shalat witir, dan doanya adalah sebagai berikut:

Doa shalat witir bahasa arab, latin dan terjemahannya

اَللهُمَّ إِنَّا نَسْـأَلُكَ اِيْمَانًا دَائِمًا،
llahumma innaa nas’aluka iimaanan daaimaan 
"Wahai Allah. Sesungguhnya kami memohon kepada-Mu iman yang tetap"
وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا خَاشِعًا،
wan’asaluka qalban khaasyi’an 
kami memohon kepada-Mu hati yang khusyu
وَنَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا،
wanas’aluka ‘ilman naafi’an 
kami memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat
وَنَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا،
wanas’aluka yaqiinan shaadiqon
kami memohon kepada-Mu keyakinan yang benar
وَنَسْأَلُكَ عَمَلاً صَالِحًا،
wanas’aluka ‘amalan shaalihan 
kami memohon kepada-Mu amal yang shaleh
وَنَسْأَلُكَ دِيْنًاقَيِّمًا،
wanas’aluka diinan qayyiman, 
kami memohon kepada-Mu agama yang lurus
وَنَسْأَلُكَ خَيْرًا كَثِيْرًا،
wanas’aluka khairan katsiran 
kami memohon kepada-Mu kebaikan yang banyak
وَنَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ،
wanas’alukal ‘afwa wal’aafiyata
kami memohon kepada-Mu ampunan dan afiat
وَنَسْأَلُكَ تَمَامَ الْعَافِيَةِ،
wanas’aluka tamaamal ‘aafiyati 
kami memohon kepada-Mu kesehatan yang sempurna
وَنَسْأَلُكَ الشُّكْرَ عَلَى الْعَافِيَةِ،
wanas’alukasyukra ‘alal ‘aafiyati 
kami memohon kepada-Mu syukur atas kesehatan
وَنَسْأَلُكَ الْغِنَاءَ عَنِ النَّاسِ،
anas’alukal ghinaa’a’aninnaasi 
dan kami memohon kepada-Mu terkaya dari semua manusia
اَللهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتَخُشُّعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا اَللهُ يَااَللهُ يَااَللهُ يَااَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ.
Allahumma rabbanaa taqabbal minnaa shalaatanaa washiyaamanaa waqiyaamanaa watakhusy-syu’anaa watadhorru’anaa wata’abbudanaa watammim taqshiiranaa yaa allaahu yaa allaahu yaa allaahu yaa arhamar raahimiin. 

"Wahai Allah, Tuhan kami. Terimalah dari kami shalat kami, puasa kami, shalat malam kami, kekhusyu'an kami, kerendahan hati kami, ibadah kami. Sempurnakanlah kelalaian atau kekurangan kami, Wahai Allah Wahai Allah Wahai Allah Wahai Dzat yang Paling Penyayang diantara para penyayang"
وَصَلَّى اللهُ عَلَى خَيْرِ خَلْقِهِ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ،
washallallaahu ‘alaa khairi khalqihi muhammadin wa’alaa aalihi washahbihiajma’iina 
Semoga rahmat Allah tercurahkan kepada sebaik-baiknya makhluk-Nya, Muhammad, keluarga dan sahabatnya semua
وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
walhamdulillaahirabbil’aalamiina. 
dan segala puji milik Allah, Tuhan semesta alam 

2. Shalat witir sebelum tidur


Perkara mengenai shalat witir sebelum tidur ini cukup banyak yang menanyakan, karena apa? jika shalat witir dilaksanakan sebelum tidur. Maka, ketika malam kita terbangun untuk melaksanakan shalat tahajjud. jadi muncul pertanyaan shalat witir sebelum tidur ini sudah tidak menjadi shalat sunnah penutup lagi dong?!.

Mengenai jawab shalat witir sebelum tidur ini, ada sebagian ulama membolehkan untuk melaksanakan shalat sunnah sesukanya setelah melaksankan shalat witir. Tanpa harus mengulangi shalat witirnya lagi misal kita: shalat witir sebelum tidur dan malamnya kita bangun untuk melaksanakan shalat tahajjud itu tidak jadi masalah.

Dasar dari pendapat ini adalah hadits dari (HR. Muslim no. 738) sebagai berikut:

Pertama, ‘Aisyah menceritakan mengenai shalat malam Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
كَانَ يُصَلِّى ثَلاَثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّى ثَمَانَ رَكَعَاتٍ ثُمَّ يُوتِرُ ثُمَّ يُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ قَامَ فَرَكَعَ ثُمَّ يُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ بَيْنَ النِّدَاءِ وَالإِقَامَةِ مِنْ صَلاَةِ الصُّبْحِ.
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melaksanakan shalat 13 raka’at (dalam semalam). Beliau melaksanakan shalat 8 raka’at kemudian beliau berwitir (dengan 1 raka’at). Kemudian setelah berwitir, beliau melaksanakan shalat dua raka’at sambil duduk. Jika ingin melakukan ruku’, beliau berdiri dari ruku’nya dan beliau membungkukkan badan untuk ruku’. Setelah itu di antara waktu adzan shubuh dan iqomahnya, beliau melakukan shalat dua raka’at.”

3. Tata cara shalat witir 1 rakaat

Kebanyakan shalat witir itu dilaksanakan atau di anjurkan dilakukan sebanyak 3 rakaat, tetapi jika dalam kondisi tertentu entah saking malasnya, atau dalam keadaan badan sedang tidak fit atau kurang sehat, silahkan saja dan diperbolehkan melaksanakan shalat witir 1 rakaat saja, nah bagaimana tata cara shalat witir 1 rakaat ini sebagai berikut:

- Niat tata cara sholat witir 1 rakaat salam 

Ushallii sunnatal witri rok 'atan (mustaqbilal qiblati) lillaahi ta'alaa. 
"Saya niat sholat witir satu rakaat (menghadap qiblat) karena Allah ta'alaa. 
- Tata cara niat sholat witir 3 rakaat 1 kali salam
Berikut ini bacaan niat sholat witir dengan 3 rakaat yang diikuti dengan 1 kali salam.

Ushallii sunnatal witri tsalaasa roka'aatin (mustaqbilal qiblati) lillaahi ta'alaa. 
"Saya berniat shalat witir tiga rakaat (menghadap kiblat) karena Allah ta'alaa". 

Demikian tadi tata cara shalat witir 1 rakaat dan shalat witir 3 rakaat 1 salam, semoga bisa dipahami dan dapat membantu bagi anda yang melaksanakan shalat witir 1 rakaat.


4. Shalat witir setelah tahajud

Perlu kita pahami bahwa sesungguhnya shalat witir itu adalah sebagai shalat sunnah penutup disetiap malamnya, jadi idealnya shalat witir setelah tahajud. setelah kita sempurnya melakukan shalat tahajud maka hendaklah tutup shalat malam kita dengan shalat witir.


5. Waktu shalat witir

Sebenarnya perkara waktu shalat witir ini sudah banyak disampaikan yaitu dari selepas waktu isya sampai dengan sebelum datang waktu untuk melaksanakan shalat subuh. Jadi, silahkan disesuaikan dengan keadaan atau kondisi yang menurut kita nyaman selama masih ada pada rentang waktu tersebut atau masih ada pada waktu shalat witir tersebut.


6. Shalat witir yang benar

tentunya kita tidak bisa mengclaim bahwa shalat witir yang benar adalah punya kita, tapi alangkah bijaksananya kita merujuk kepada pendapat jumhur ulama tentang shalat witir yang benar tersebut. secara garis besar tata cara shalat witir yang benar adalah sebagai berikut:

Tata Cara Shalat Witir yang benar

- Membaca Niat Sholat Witir
Dalam tata cara shalat witir yang benar ini kita berikan untuk melaksanakan shalat witir 2 rakaat dan 1 salam dan doanya niatnya sebagai berikut:

“USHALLI SUNNATAL WITRI RAK’ATAINI LILLAAHI TA’AALAA”. 
“Niat Shalat Sunah Witir Dua Raka’at karena Allah SWT Ta’alaa”.

Jika suda selesai dengan shalat witir 2 rakaat, maka kita lanjut kepada shalat witir 1 rakaat plus 1 salam, berikut tata cara niatnya:

Jika apabila kita sholat berjamaah dan sebagai makmum maka dalam niat ditambah makmuman atau ma’mum.

- Membaca Bacaan Al-Fatihah
pada Tata Cara Shalat Witir yang benar ini tentu saja membaca surat Al fatihah itu wajib hukumnya, lanjut dengan membaca surat pendek yang anda hafal baik pada rakaat pertama dan rakaat kedua.
- Salam

Untuk shalat witih 1 rakaat ini niatnya sebagai berikut:

“USHALLI SUNNATAL WITRI RAK’ATAN LILLAAHI TA’AALAA”.
 “Niat Shalat Sunah Witir Satu Raka’at Karena Allah Ta’alaa”.
Pada rakaat pertama atau yang terakhir, karena ini tata cara shalat witir 1 rakaat, seperti biasa membaca surat al fatihah, dilanjutkan dengan membaca 3 surat secara bersambung sebagai berikut urutannya:

- Al-Ikhlas
- Al-falaq
- An-nas

dan ditambahkan cuma 1 salam saja.


7. manfaat shalat witir

Sebagai umat Islam kita meyakini apa yang disunnahkan oleh Nabi kita Muhammad SAW pasti mempunyai faedah atau keutamaan. Begitu juga dengan manfaat shalat witir ini, banyak sekali manfaat shalat witir yang tersembunyi.

Manfaat shalat witir ini salah satunya adalah salah satu perbuatan yang dicintai Allah, sebagaimana yang disampaikan dalam hadits berikut:
نَّ اللهَ وِتْرٌ يُحِبُّ الْوِتْرَ، فَأَوْتِرُوْا يَاأَهْلَ الْقُرْآنِ
“Sesungguhnya Allah itu ganjil dan menyukai orang-orang yang melakukan shalat Witir, maka shalat Witirlah, wahai para ahli al-Qur-an.”
dalam hadits yang lain keutamaan atau manfaat shalat witir ini digambarkan bahwa manfaat shalat witir itu lebih baik daripada unta yang warnanya merah, manfaat shalat witir ini akan lebih utama lagi jika dilaksanakan sebelum menjelang datangnya waktu subuh. Sebagai mana diterangkan dalam hadits dibawah ini dari (HR Abu dawud):

دَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ الطَّيَالِسِيُّ وَقُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ الْمَعْنَى قَالَا حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ رَاشِدٍ الزَّوْفِيِّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي مُرَّةَ الزَّوْفِيِّ عَنْ خَارِجَةَ بْنِ حُذَافَةَ قَالَ أَبُو الْوَلِيدِ الْعَدَوِيُّ خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ أَمَدَّكُمْ بِصَلَاةٍ وَهِيَ خَيْرٌ لَكُمْ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ وَهِيَ الْوِتْرُ فَجَعَلَهَا لَكُمْ فِيمَا بَيْنَ الْعِشَاءِ إِلَى طُلُوعِ الْفَجْرِ
Telah menceritakan kepada Kami [Abul Walid Ath Thayalisi] dan [Qutaibah bin Sa’id] dari [Kharijah bin Hudzafah], Abu Al Walid Al Adawi berkata; Rasulullah shallAllahu wa’alaihi wa sallam keluar menemui Kami dan berkata: “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan bagi kalian sebuah shalat yang dia lebih baik bagi kalian dari pada unta merah, yaitu shalat witir, dan telah menjadikannya berada diantara shalat Isya hingga terbit fajar.”

8. Shalat witir 3 rakaat berapa kali tahiyat

1. Cara Pertama

Mengenai Shalat witir 3 rakaat berapa kali tahiyat? cara pertama yaitu dengan mengerjakan shalat witir 2 rakaat dan diakhiri dengan 1 salam. Berdiri lagi berniat untuk melaksanakan shalat witir 1 rakaat dengan diakhiri 1 salam. cara pertama ini lebih umum dilaksanakan dan diterapkan pada semua mazhab.

Dasar dari pelaksanaan tata cara shalat witir tersebut haditsnya sbb:
أَنَّ ابْنَ عُمَرَ كَانَ يُسَلِّمُ مِنَ الرَّكْعَتَيْنِ حَتَّى يَأْمُرَ بِبَعْضِ حَاجَتِهِ
Bahwa Ibnu Umar radhiyallahuanhu mengucapkan salam di antara dua rakaat, sehingga beliau memerintahkan beberapa kebutuhannya.
عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ قَال : كَانَ النَّبِيُّ يَفْصِل بَيْنَ الشَّفْعِ وَالْوِتْرِ بِتَسْلِيمَةٍ
Dari Ibnu Umar radhiyallahuanhu berkata bahwa Nabi SAW memisahkan antara rakaat yang genap dengan rakaat yang ganjil dengan salam. (HR. Ahmad) 
Asy-Syafi’iyah menyebutkan bahwa ketika shalat witir dikerjakan dua rakaat terlebih dahulu dengan salam, maka dari segi niatnya haruslah disebutkan sebagai niat shalat sunnah dari witir (سنة الوتر) atau muqaddimah witir (مقدمة الوتر).

2. Cara Kedua

Tata cara shalat witir yang kedua ini langsung melaksanakan 3 rakaat tanpa membaca tahiyat awal, hanya pada rokaat akhir dan langsung diakhiri satu salam.
cara yang kedua ini disarakan pada hadits sbb:
كَانَ وتِرُ بِخَمْسٍ لاَ يَجْلِسُ إِلاَّ فِي آخِرِهَا
Rasulullah SAW pernah shalat witir dengan lima rakaat tanpa duduk tahiyat kecuali di bagian akhir. (HR. Muslim) 
Mazhab Asy-Syafi’iyah dan Al-Hanabilah membolehkan cara seperti ini, namun mazhab Al-Malikiyah memakruhkannya.

3. Tata Cara Ketiga

tata cara shalat witir yang ketiga ini berkenaan dengan berapa kali tahiyat. Yaitu, sama pelaksanaanya seperti melakukan shalat maghrib, kecuali yang membedakan saat di pada rakaat yang ketiga mesti disunnahkan agar membaca ayat Al-Quran setelah membaca surat Al-Fatihah.
yang menjadi dasar untuk tata cara ketiga ini adalah perkataan Abu Al-‘Aliyah :
عَلَّمَنَا أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ أَنَّ الْوِتْرَ مِثْل صَلاَةِ الْمَغْرِبِ فَهَذَا وِتْرُ اللَّيْل وَهَذَا وِتْرُ النَّهَارِ
Para shahabat Nabi SAW mengajari kami bahwa shalat witir itu serupa dengan shalat Maghrib. Yang ini (shalat witir) adalah shalat witir malam dan yang itu (shalat Maghrib) adalah shalat witir siang. 
Mazhab Al-Hanafiyah adalah salah satu yang menganut pendapat yang ketika tersebut.

Print Friendly and PDF

0 Response to "Shalat Witir, Doa Shalat Witir Bahasa Arab-Latin Dan Terjemahannya"

Posting Komentar